Pages

Monday, June 11, 2012

Mengenal Alat Kontrasepsi


Kenali kelebihan dan kekurangannya, jadi Anda pun tak salah pilih.

Bagi kamu yang belum bekeluarga tidak ada salahnya untuk tahu sedikit tentang alat KONTRASEPSI yang sering dipakai dan telah teruji keamanannya. Pola kehidupan sosial masyarakat masa kini ternyata menuntut para remaja untuk segera dikenalkan pada alat kontasepsi. Hal tersebut diutarakan Sekretaris Nasional Komisi Penanggulangan AIDS Indonesia (KPAI), Dr. Nafsiah Mboi, SpA, MPH dalam sebuah seminar tentang MDG's di Auditorium FKUI, Jakarta.  Menurutnya, pola kehidupan sosial saat ini harus diperhatikan, karena faktor agama bukanlah satu-satunya yang dapat mengendalikan perilaku masyarakat, terutama dari pola hidup seks bebas pada kaum muda.


Menjaga kesehatan tidak bisa diremehkan oleh siapa saja, khususnya kaum wanita. Bukan hanya kesehatan fisik, namun juga kesehatan organ intim dalam tubuh, seperti rahim dan indung telur. Mengatur jarak kehamilan dan jumlah anak, merupakan salah satu cara menurunkan resiko terganggunya organ-organ tersebut. Salah satu cara yang mudah dalam merencanakan kehamilan adalah dengan menggunakan alat kontrasepsi.

Di Zaman semoderen sekarang ini terdapat berbagai jenis alat kontrasepsi sehingga pasangan suami istri yang ingin menjaga jarak kelahiran memiliki banyak pilihan untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam artikel kali ini di bidang kesehatan konsultasisawit ingin membahas mengenai bebagai jenis alat kontrasepsi, kelebihan yang dimilikinya serta kelemahannya juga. Hampir semua pasangan suami-istri memerlukan perencanaan kehamilan dan sekaligus membatasi jumlah anak. Karena itu, kontrasepsi dibutuhkan. Alasan penggunaan kontrasepsi bisa macam-macam, dari menunda kehamilan, menjarangkan jarak kehamilan, sampai menyetop kehamilan.

Kontrasepsi adalah alat untuk mencegah kehamilan setelah berhubungan intim. Alat ini atau cara ini sifat tidak permanen dan memungkinkan pasangan  untuk mendapatkan anak apabila diinginkan.
Ada berbagai macam jenis Alat Kontrasepsi  yang tersedia di pasaran ,yang dapat dibeli dengan bebas. Jenis alat

Kontrasepsi tsb  antara lain :
  1. Kondom
  2. Spermatisida  (obat pembunuh sperma) 
  3. Vagina Diafragma (Kondom Wanita)
  4. Pil KB
  5. Suntik KB
  6. Susuk KB / Implan
  7. IUD (Spiral)

Seperti kita tahu, ada begitu banyak alat kontrasepsi. Secara garis besar, kontrasepsi itu dibagi dalam tiga bagian besar. Yaitu kontrasepsi hormonal, mekanik dan kontrasepsi mantap.

KONTRASEPSI HORMONAL

Kontrasepsi ini menggunakan hormon, dari progesteron sampai kombinasi estrogen dan progesteron. Penggunaan kontrasepsi ini dilakukan dalam bentuk pil, suntikan, atau susuk.

Pada prinsipnya, mekanisme kerja hormon progesteron adalah mencegah pengeluaran sel telur dari indung telur, mengentalkan cairan di leher rahim sehingga sulit ditembus sperma, membuat lapisan dalam rahim menjadi tipis dan tidak layak untuk tumbuhnya hasil konsepsi, saluran telur jalannya jadi lambat sehingga mengganggu saat bertemunya sperma dan sel telur.

Pil KB

Pil KB juga memberikan kendali di tangan wanita untuk mencegah kehamilan. 

Pil bertujuan meningkatkan efektifitas, mengurangi efek samping, dan meminimalkan keluhan. Sebagian besar wanita dapat menerima kontrasepsi ini tanpa kesulitan. Di Indonesia, jenis ini menduduki jumlah kedua terbanyak dipakai setelah suntikan. Pil ini tersedia dalam berbagai variasi. Ada yang hanya mengandung hormon progesteron saja, ada pula kombinasi antara hormon progesteron dan estrogen.

Pil / tablet kontrasepsi mengandung hormon sintetik yang berfungsi untuk menganggu’ proses hormonal yang normal pada tubuh seorang wanita. Gangguan ini akan menyebabkan pematangan dan pelepasan sel telur dari indung telur akan ikut ikutan terganggu, sehingga mencegah pengeluaran sel telur dari indung telur dan mengentalkan cairan leher Rahim. Dengan adanya ganguan tersebut dapat menghambat sperma untuk masuk lebih jauh ke dalam Rahim dan sel sperma tentu tidak akan berhasil membuahi sel telur bila memang tidak ada sel telur yang keluar dari indung telur.

Berupa kombinasi dosis rendah estrogen dan progesteron. Merupakan metode KB paling efektif karena bekerja dengan beberapa cara sekaligus sbb:
  1. Mencegah ovulasi (pematangan dan pelepasan sel telur)
  2. Meningkatkan kekentalan lendir leher rahim sehingga menghalangi masuknya sperma
  3. Membuat dinding rongga rahim tidak siap menerima hasil pembuahan

Pil Kontrasepsi ini dipasaran tersedia dalam berbagai jenis / merek dengan berbagai macam komposisi kadar hormonnya. Pada umumnya pil ini terdiri dari 28 pil  yang terdiri dari 21 pil yang berisi hormon dan 7 pil yang tidak berisi hormon. Pemakai diharuskan minum pil tsb setiap hari 1 pil dimulai dengan pil dengan tanda urutan pertama.

Cara menggunakannya, diminum setiap hari secara teratur. Ada dua cara meminumnya yaitu
  • sistem 28, pil diminum terus tanpa pernah berhenti (21 tablet pil kombinasi dan 7 tablet plasebo).
  • sistem 22/21, minum pil terus-menerus, kemudian dihentikan selama 7-8 hari untuk mendapat kesempatan menstruasi. Jadi, dibuat dengan pola pengaturan haid (sekuensial).

Pada setiap pil terdapat perbandingan kekuatan estrogenik atau progesterogenik, melalui penilaian pola menstruasi. Wanita yang menstruasi kurang dari 4 hari memerlukan pil KB dengan efek estrogen tinggi. Sedangkan wanita dengan haid lebih dari 6 hari memerlukan pil dengan efek estrogen rendah.

Sifat khas kontrasepsi hormonal yang berkomponen estrogen menyebabkan mudah tersinggung, tegang, berat badan bertambah, menimbulkan nyeri kepala, perdarahan banyak saat menstruasi, Sedangkan yang berkomponen progesterone menyebabkan payudara tegang, menstruasi berkurang, kaki dan tangan sering kram, liang senggama kering.

Kekurangan pil KB adalah tidak melindungi terhadap PMS, harus diambil setiap hari sesuai jadwal agar efektif, dan menambah hormon sehingga meningkatkan risiko trombosis, penambahan berat badan, sakit kepala, mual dan efek samping lainnya. Pil KB tidak boleh diambil oleh wanita dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti diabetes, penyakit liver, dan penyakit jantung.

Penggunaan pil secara teratur dan dalam waktu panjang dapat menekan fungsi ovarium. Kerugian lainnya, mungkin berat badan bertambah, juga rasa mual sampai muntah, pusing, mudah lupa, dan ada bercak di kulit wajah seperti vlek hitam. Juga dapat mempengaruhi fungsi hati dan ginjal. Kecuali itu, kandungan hormon estrogen dapat mengganggu produksi ASI.

Keuntungannya, pil ini dapat meningkatkan libido, sekaligus untuk pengobatan penyakit endometriosis. Haid menjadi teratur, mengurangi nyeri haid, dan mengatur keluarnya darah haid.

Bila pasien disiplin minum OC-nya, bisa dipastikan perlindungan efektifitas kontrasepsi pil ini dapat mencapai  98 - 99 persen. Jadi, ada sekitar 7 wanita yang hamil dari 1.000 pasangan dalam setahun. OC merupakan metode yang paling reversibel, artinya bila pengguna ingin hamil bisa langsung berhenti minum pil dan biasanya bisa langsung hamil dalam 3 bulan. pil ini dinyatakan aman selama pemakaian dibawah pengawasan dokter

Kontrasepsi suntik (injeksi)

Kontrasepsi suntik atau injeksi adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan ini di Indonesia semakin banyak dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis, harganya relatif murah dan aman.

Umumnya pemakai suntikan KB mempunyai persyaratan sama dengan pemakai pil, begitu pula bagi orang yang tidak boleh memakai suntikan KB, termasuk penggunaan cara KB hormonal selama maksimal 5 tahun. Sebelum disuntik, kesehatan ibu harus diperiksa dulu untuk memastikan kecocokannya. Suntikan diberikan saat ibu dalam keadaan tidak hamil.  Setiap tiga bulan sekali mendapatkan suntikan baru. Selama periode tersebut, menstruasi normal.

Jenis-jenis alat KB suntik yang sering digunakan di Indonesia antara lain:
  • Suntikan / bulan ; contoh : cyclofem
  • Suntikan/3 bulan ; contoh : Depo provera, Depogeston (Harnawati, 2008).
  • Suntikan /10 minggu; contoh: Norigest

Keunggulan kontrasepsi suntik adalah keandalannya yang setara dengan pil KB atau susuk dan Anda hanya perlu memikirkan kontrasepsi setiap 3 bulan sekali.  Kontrasepsi suntikan mengandung hormon sintetik. Penyuntikan ini dilakukan 2-3 kali dalam sebulan. Selain itu keuntungan suntikan adalah tidak mengganggu produksi ASI. Pemakaian hormon ini juga bisa mengurangi rasa nyeri dan darah haid yang keluar.

Kelemahannya, Anda tidak terlindungi terhadap PMS dan mendapatkan hormon. Anda juga tidak bisa menghentikannya tiba-tiba karena hormon selama tiga bulan tetap aktif di dalam tubuh. Sayangnya, bisa membuat badan jadi gemuk karena nafsu makan meningkat. Kemudian lapisan dari lendir rahim menjadi tipis sehingga haid sedikit, bercak atau tidak haid sama sekali. Perdarahan tidak menentu. Tingkat kegagalannya hanya 3-5 wanita hamil dari setiap 1.000 pasangan dalam setahun.

Implan / susuk KB 

Implan atau susuk KB disebut alat kontrasepsi bawah kulit, adalah batang kecil berisi hormon yang diletakan di bawah kulit lengan wanita pada lengan kiri atas. Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus silastik (plastik berongga) dan ukurannya sebesar batang korek api. Susuk dipasang seperti kipas dengan enam buah kapsul. Kini sedang diuji coba susuk satu kapsul*implanon). Di dalamnya berisi zat aktif berupa hormon atau Levonorgestrel. Susuk tersebut akan mengeluarkan hormon tersebut sedikit demi sedikit. Jadi, konsep kerjanya menghalangi terjadinya ovulasi dan menghalangi migrasi sperma.

Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun *(Norplant)* dan 3 tahun *(Implanon)*. Sekarang ada pula yang diganti setiap tahun.  Jadi selama jangka waktu tersebut, Anda tidak perlu memikirkan kontrasepsi. Bila Anda menginginkan anak, susuk KB dapat dicopot kapan pun. Biaya murah dan pemakaian yang tidak merepotkan adalah keunggulan lain susuk KB. Efektifitasnya, dari 10.000 pasangan, ada 4 wanita yang hamil dalam setahun.

Kekurangannya, menyebabkan sakit kepala dan jerawat pada beberapa wanita, tidak melindungi terhadap PMS dan Efek samping lainya sekitar 20 persen wanita, berupa gangguan menstruasi, haid tidak teratur, bercak atau tidak haid sama sekali. Kecuali itu bisa menyebabkan kegemukan, ketegangan payudara, dan liang senggama terasa kering. Kendala lainnya dalam pencabutan susuk yaitu sulit dikeluarkan karena mungkin waktu pemasangannya terlalu dalam. Hal tersebut dapat menimbulkan infeksi.


KONTRASEPSI MEKANIK

Dinamakan mekanik karena sifatnya sebagai pelindung. Maksudnya, kontrasepsi ini mencegah bertemunya sperma dan sel telur dalam rahim. Nah, ada beberapa kontrasepsi yang termasuk dalam golongan mekanik ini, yaitu kondom dan diafragma.

Kondom

Kondom berasal dari bahasa latin condusyang berati penampung. Kondom adalah sejenis kantung yang disarungkan pada penis sebelum melakukan hubungan seksual. Dulu kondom terbuat dari kulit atau usus binatang. Setiap akan digunakan direndam dulu. Kemudian terbuat dari linen. Kini kondom terbuat dari bahan karet yang tipis dan elastis.

Fungsi kondom sebenarnya untuk menampung sperma sehingga tidak masuk ke dalam vagina. Perlindungan tersebut efektif 90 persen. Terlebih jika dipakai bersama dengan spermisida (pembunuh sperma). Kondom harganya murah, mudah didapat, tidak perlu resep dokter, tidak perlu pengawasan dan juga bisa mencegah penularan penyakit kelamin. Tapi tidak selalu cocok terutama jika pemakai alergi terhadap bahan karet. Dan mungkin saja terjadi kebocoran, karena bahannya yang sangat tipis.

Alat kontrasepsi ini memiliki kelebihan melindungi dari PMS dan tak mempengaruhi hormon. Kekurangannya yaitu efektivitasnya. Sekitar 2-15 persen wanita masih hamil meskipun pasangannya menggunakan kondom.


Kondom wanita (Diafragma)

Kontrasepsi wanita yang mirip kondom, bentuknya seperti topi yang menutupi mulut rahim. merupakan sebuah kantung berlubrikasi dengan dua cincin fleksibel di ujung-ujungnya.

Kondom wanita sangat efektif bila digunakan dengan benar.  Kondom wanita memiliki keuntungan melindungi dari PMS, tidak mudah slip atau bocor, tidak memengaruhi hormon dan tidak menimbulkan alergi (karena terbuat dari polyurethane, bukan lateks). Terbuat dari bahan karet dan agak tebal. Kontrasepsi ini dimasukkan ke dalam vagina, semacam sekat yang dapat mencegah masuknya sperma ke dalam rahim.

Kondom ini dapat dipasang sebelum melakukan hubungan seksual (hingga 8 jam sebelumnya) jadi tidak perlu jeda selama bermesraan. Setelah itu bisa dilepas lagi atau tetap pada tempatnya. Karena bahannya lebih tebal dari kondom, kontrasepsi ini tidak mungkin bocor

Kerugiannya adalah beberapa orang merasakan kurang nyaman, tidak efektif untuk semua posisi, dan harganya mahal. Kondom wanita tidak dapat digunakan bersamaan dengan kondom pria karena dapat menyebabkan posisinya bergerak keluar.

Spiral / AKDR / IUD (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)


Selain dengan memakai pil (baik dedicated pills atau pil KB biasa), metode kontrasepsi darurat lain yang juga bisa dilakukan adalah dengan pemasangan AKDR jenis copper-T dalam waktu lima hari setelah terjadinya hubungan seksual tanpa perlindungan.  Hanya dibutuhkan waktu beberapa menit saja untuk memasang IUD dan mampu mencegah kehamilan hingga 3-10 tahun, tergantung jenis IUD yang digunakan.

Alat ini terbuat dari plastik dan tembaga yang berbentuk T (oleh karenanya disebut Cuper T ), alat ini dengan suatu prosedur sederhana dimasukkan kedalam rahim Alat ini berfungsi untuk mencegah bersemainya sel telur yang telah dibuahi di dalam Rahim.

cara memasang IUD
Mekanisme Kerja Sebagai metode biasa (yang dipasang sebelum hubungan seksual terjadi), AKDR mengubah transporatsi tubal dan rahim dan mempengaruhi sel telur dan sperma sehingga pembuahan tidak terjadi. Sebagai kontrasepsi darurat (dipasang setelah hubungan seksual tertjadi) dalam beberapa kasus mungkin memiliki mekanisme kerja yang sama dengan mekanisme kerja AKDR sebagai alat kontrasepsi biasa di atas, namun pada kontrasepsi darurat ini, mekanisme yang lebih mungkin adalah dengan mencegah terjadinya implantasi (penyarangan sel telur yang telah dibuahi ke dinding rahim).

Walaupun telah digunakan lebih dari 30 tahun untuk mencegah kehamilan, cara kerja spiral masih belum sepenuhnya dipahami. Spiral memengaruhi gerakan  dan kelangsungan hidup sperma dalam rahim sehingga mereka tidak dapat mencapai sel telur untuk membuahi. Spiral juga mengubah lapisan rahim sehingga tidak cocok untuk kehamilan dan perkembangan embrio janin. 

Kemanjuran Lebih dari 8400 AKDR jenis copper-T telah dipasangkan setelah terjadinya hubungan seksual sejak 1976, dengan hanya 8 kehamilan terjadi: berarti angka kehamilan di bawah satu dalam 1000, sehingga pemasangan AKDR sebagai kontrasepsi darurat alat ini cukup Efektif dengan kemampuan sampai  97 - 98 %  dalam mencegah kehamilan.

Intrauterine device (IUD) atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) adalah metoda kontrasepsi dengan meletakkan suatu alat di dalam uterus sehingga mencegah fertilisasi dan transport dalam tubulus (saluran). Ada dua macam IUD:
  1. IUD dengan tembaga (ParaGard T 380 A), IUD jenis ini bekerja dengan cara menstimulasi pengeluaran sel leukosit dan mediator radang prostaglandin oleh endometrium akibat adanya selubung tembaga yang bersifat inflamatif. Adanya leukosit dan prostaglandin bersifat spermisidal dan ovisidal. Selain itu diduga IUD dengan tembaga menghambat perkembangan embrio pada masa pra implantasi.
  2. IUD dengan progestogen/levonorgestrel (Mirena), Mirena mengandung 20µg levonogestrel yang menghambat ovulasi dan menyebabkan penebalan mukus serviks sehingga menghambat penetrasi sperma. Selain itu, sama seperti Paragard, Mirena (yang dianggap sebagai ‘benda asing’ di uterus) juga menstimulasi pengeluaran mediator inflamasi yang bersifat spermisidal dan ovisidal.


Jenis IUD yang tersedia tahun 2004. ParaGard (kiri) dan Mirena (kanan). 

Beberapa hal yang membuat ParaGard dan Mirena disukai antara lain:
  1. Baik ParaGard dan Mirena adalah alat kontrasepsi yang bersifat “use and forget” karena tidak perlu diganti sampai 10 dan 5 tahun.
  2. Kini lebih dianggap sebagai alat kontrasepsi daripada sebagai agen untuk aborsi
  3. Menurunkan resiko infeksi panggul
  4. Menurunkan angka kehamilan ektopik hingga 50% dibandingkan dengan yang tidak menggunakan kontrasepsi apabila dipasang dengan tepat (WHO, 1985, 1987)
  5. Legalitasnya lebih diakui karena FDA mengklasifikasikan IUD sebagai obat.

Efektifitas: IUD memiliki angka kesinambungan satu tahun yang sama seperti kontrasepsi oral. Bahkan IUD memiliki efektifitas yang sama seperti sterilisasi tubal (American College of Obstetrician and Gynecologist, 2003) dan menurunkan angka kehamilan yang tidak dikehendaki setelah satu tahun penggunaan (Vessey et.al, 1983). Preparat Mirena memiliki angka kegagalan sekitar 0,1%, lebih rendah dibanding preparat ParaGard (Rowe, 1992). Keuntungan lain dari IUD terutama preparat Mirena adalah mengurangi jumlah kehilangan darah selama menstruasi dan dapat digunakan sebagai terapi menorrhagia. Wanita dengan kontraindikasi kontrasepsi oral disarankan menggunakan preparat ini.

Efek samping:
  1. Perforasi dan aborsi, akibat pemasangan preparat yang kurang tepat
  2. Nyeri uterus dan perdarahan kira-kira segera setelah pemasangan. Pemberian NSAID dapat mengurangi nyeri ini.
  3. Menorrhagia, terutama pada penggunaan preparat ParaGard (IUD dengan tembaga). Sebaliknya preparat Mirena menyebabkan amenorrheae pada 30-60% pasien.
  4. Infeksi terutama terjadi pada saat pemasangan IUD, namun tidak pada saat penggunaan jangka panjang. Ada risiko terjadinya infeksi panggul 20 hari setelah pemasangan, namun tidak ada penurunan insidens dengan pemberian antimikroba. Oleh sebab itu, Perhimpunan Obstetri Ginekologi Amerika (2001) tidak merekomendasikan pemberian antibiotik profilaksis pada saat pemasangan. Namun infeksi apapun yang terjadi setelah 45-60 hari harus dianggap sebagai sexually transmitted dan diterapi secara tepat.
Kontraindikasi penggunaan IUD:
Kontraindikasi umum
  1. Kehamilan atau dugaan kehamilan
  2. Abnormalitas yang menyebabkan distorsi rongga uterus
  3. Terdapat atau memiliki riwayat infeksi panggul akut
  4. Endometritis postpartum atau aborsi infeksi dalam tiga bulan yang lalu
  5. Keganasan
  6. Perdarahan genital tanpa sebab yang jelas
  7. Vaginitis atau servisitis tidak tertangani
  8. Memiliki pasangan seksual lebih dari satu
  9. Gangguan imunitas tubuh (leukemia, HIV, penyalahgunaan obat) yang meningkatkan risiko infeksi
  10. Aktinomikosis genital
  11. Sebelumnya menggunakan IUD namun belum dilepas
Kontraindikasi spesifik preparat ParaGard
  1. Penyakit Wilson
  2. Alergi tembaga

Kontraindikasi spesifik preparat Mirena
  1. Hipersensitivitas terhadap preparat ini
  2. Karsinoma payudara
  3. Riwayat kehamilan ektopik yang dapat menjadi  predisposisi kehamilan ektopik

Beberapa hal yang harus diingat dalam mengaplikasikan IUD:
  1. Selidiki apabila terdapat kontraindikasi, lakukan konseling dan informed consent
  2. Berikan NSAID untuk penanganan kram setelah pemasangan
  3. Lakukan pemeriksaan pelvis untuk melihat posisi uterus dan adneksa. Adanya abnormalitas merupakan kontraindikasi pemasangan. Jika adanya sekret mukopurulen dan vaginitis maka terlebih dahulu diobati.
  4. Pastikan preparat tidak dimuat ke dalam tabung penginsersi lebih dari 5 menit sebelum diinsersikan/digunakan.
  5. Bersihkan serviks dan vagina dengan antiseptik dan aplikasikan preparat seperti dalam petunjuk kemasan
  6. Ingatkan pasien untuk melaporkan keluhan/efek samping apapun yang dirasakan secepatnya.
Meluruhnya preparat IUD sering terjadi pada bulan pertama pemakaian. Untuk itu pasien dapat diajarkan untuk mengeceknya sendiri dengan cara palpasi menggunaan jari ke dalam vagina/serviks. Bila bagian ‘ekor’ preparat tidak teraba, maka dapat dicurigai IUD telah lepas atau justru masuk  menyebabkan perforasi. Untuk itu harus dipastikan dengan bantuan USG atau histeroskopi.
Penggantian preparat IUD setiap 10 tahun (ParaGard) dan 5 tahun (Mirena).

cara memasang iud
Keunggulan spiral adalah berjangka panjang,  pemakaiannya dapat sampai  3 - 10  tahun, setelah itu kamu harus ganti dengan yang baru. IUD.lebih murah dibandingkan kontrasepsi lain  dan jika Anda ingin hamil, kesuburan Anda dapat dikembalikan dengan cepat setelah Anda melepaskannya. Spiral progestogen memiliki manfaat tambahan mengurangi perdarahan haid.

Kekurangan dari spiral adalah bila gagal dan wanita menjadi hamil, perangkat ini harus dibuang sesegera mungkin karena meningkatkan risiko keguguran. Selain itu, efek samping pemasangan AKDR termasuk diantaranya: rasa tidak enak di perut, perdarahan per vaginam atau spotting, dan infeksi. Sedangkan efek samping dari penggunaan AKDR termasuk: perdarahan yang banyak, kram, infeksi, kemandulan dan kebocoran rahim. ada risiko kecil infeksi setelah pemasangan spiral, kehamilan ektopik dan berbagai efek samping seperti menstruasi tidak teratur, vagina kering, sakit kepala, mual dan jerawat. Pemasangan AKDR dan Infeksi Menular Seksual termasuk HIV Untuk mereka yang berisiko tinggi untuk tertular IMS, pemakaian pil lebih aman daripada pemasangan AKDR, sebab pada saat pemasangan, bakteri dapat ikut masuk ke dalam rongga rahim yang steril. Jika tidak diobati dapat menyebabkan infeksi yang kemudian bisa berakibat terjadinya Penyakit Radang Panggul (PRP). Infeksi HIV juga dapat meningkatkan risiko PRP sehubungan dengan pemasangan AKDR.

Beberapa wanita mengaku mengalami efek samping dari penggunaan IUD. IUD umumnya terbuat dari polyethelen dimana dibagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Tembaga yang dimasukkan ke dalam tubuh dapat memiliki efek samping seperti migrain, penambahan berat badan, lesu, dan bahkan kerontokan rambut. Beberapa wanita yang lain mengalami siklus menstruasi yang lebih berat dan kram intens selama menstruasi.

"Sebenarnya IUD dalam tubuh Anda tidak menimbulkan masalah yang serius, masalah akan datang ketika dalam tubuh Anda terdapat tembaga dalam jumlah berlebih," kata Dr. Lawrence Wilson dari The Center for Development seperti dilansir dari youbeauty, Senin (14/5/2012).

Kelimpahan tembaga dapat menyebabkan perubahan di berbagai bagian tubuh Anda, termasuk sistem saraf, sistem rangka, sistem peredaran darah dan sistem reproduksi. Selain itu, tingkat tinggi dari tembaga dalam tubuh dapat menyebabkan perubahan kepribadian.

Bagi seseorang dengan kondisi tubuh yang terlalu sensitif terhadap tembaga. Jumlah tembaga yang terlalu tinggi dalam tubuh atau yang disebut dengan keracunan tembaga dapat mengakibatkan rambut rontok.


Selama pemakaian ybs akan diajarkan bagaimana memeriksa sendiri apakah alat Kontrasepsi tsb masih berada dalam Rahim dengan cara meraba benang AKDR / IUD  tsb di dalam Vagina.

Spermisida

Spermisida merupakan salah satu metode kontrasepsi yang mencegah masuknya sperma ke dalam organ reproduksi wanita untuk menghindari pembuahan sel telur. Seberapa aman pembunuh sperma ini bisa dipakai?

Spermatisida atau spermisida adalah bahan atau substansi yang dapat me-non-aktifkan sperma sebelum sperma masuk ke rongga rahim. Sediaannya ada dalam berbagai bentuk : cream, gel, busa, film, suppositoria dan tablet. Umumnya mengandung bahan kimia yang dinamakan nonoxynol-9, yang bisa membunuh sperma. Kontrasepsi ini merupakan senyawa kimia yang dapat melumpuhkan sampai membunuh sperma. Spermisida adalah penonaktif sperma yang dapat berupa krim, busa atau gel. Semua jenis spermisida hanya bekerja selama 1 jam setelah penggunaan.

Spermatisida lebih efektif jika dipakai kombinasi dengan metode barier lainnya seperti kondom, diaphragma atau cervical cap. Efektifitasnya jika dipakai tanpa kombinasi sekitar 71 %, artinya dari 100, yang gagal (menjadi hamil) sekitar 29% dalam pemakaiannya selama setahun. Sedangkan vaginal douches yang mengandung spermatisida tidak efektif karena penggunannya setelah berhubungan seks, sehingga sudah cukup terlambat untuk mencegah masuknya sperma ke dalam rongga rahim.

Bahan2 spermatisida dapat mengiritasi vagina. Ada sebagian wanita yang sensitif terhadap nonoxynol-9. Spermatisida juga dapat membunuh flora normal yang ada di vagina dan saluran kencing, sehingga dapat menyebabkan infeksi di saluran kencing dan vagina. Spermatisida yang mengandung nonoxynol-9 tidak melindungi terhadap HIV/AIDS dan Penyakit Menular Seksual (STD) lainnya. Iritasi vagina oleh spermatisida dapat meningkatkan risiko penyakit menular seksual.

Penggunaan spermatisida dapat dimasukkan ke vagina dengan mempergunakan jari atau aplikator yang disediakan, berdasarkan petunjuk pemakian produknya. Semua spermatisida efektif jika dipakai satu jam sebelum having sex. Busa dan gel lebih cepat/segera memberikan perlindungan, sementara jenis yang lainnya seperti suppositoria dan film harus dimasukkan minimal 15 menit sebelum having sex.


Bentuknya bisa busa, jeli, krim, tablet vagina, tablet, atau aerosol. Sebelum melakukan hubungan seksual, alat ini dimasukkan ke dalam vagina. Setelah kira-kira 5-10 menit hubungan seksual dapat dilakukan.

Penggunaan spermisida efektif mencegah terjadinya pembuahan sampai 70-80 persen. Penggunaan spermisida ini kurang efektif bila tidak dikombinasi dengan alat lain, seperti kondom atau diafragma. “Dari 100 pasangan dalam setahun, ada 3 wanita yang hamil. Tapi karena sering salah dalam pemakaiannya, bisa terjadi sampai 30 kehamilan. "Spermisida merupakan salah satu cara yang efektif mencegah kehamilan, tetapi tidak aman dari penyakit menular seksual. Spermisida dapat menyebabkan alergi pada beberapa orang, seperti ruam kulit dan iritasi," seperti dikutip dari onlymyhealth, Selasa (27/3/2012).


Diakuinya, banyak wanita merasa tak nyaman menggunakan spermasida. “Keluhannya, tidak enak dan timbul alergi”. Selain itu, pemakaiannya agak merepotkan menjelang hubungan senggama. Pasangan pun sulit mencapai kepuasan.

Terlalu sering menggunakan spermisida juga dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan genital. Hal ini membuat penularan penyakit menular seksual semakin mudah. Spermisida tidak dapat melindungi wanita terhadap infeksi bakteri atau jamur.

Spermisida dalam bentuk gel atau busa dapat luber ketika digunakan. Jika tidak diterapkan dengan benar, spermisida dapat bocor keluar dari vagina, sehingga menurunkan efisiensi penggunaannya.

Menurut laporan terakhir, penggunaan spermisida kemungkinan dapat menyebabkan keguguran. Tetapi masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai hal ini.

Spermisida adalah alat kontrasepsi yang baik jika digunakan dengan benar. Penggunaan spermisida yang dikombinasikan dengan alat kontrasepsi lain seperti kondom dan diafragma terbukti sangat efektif dalam mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.

Berikut ini tip pemakaian spermatisida

  • Gel, cream atau busa, Isi aplikator dan masukkan ke vagina sedalam2nya yang masih terasa nyaman (nggak nyeri). Kemudian dorong plunger pada aplikator untuk mengeluarkan gel, cream or busa. Spermatisida yang di semprotkan tadi harus dekat dengan leher rahim. 
  • Suppositoria, Buang bungkusnya dan masukkan suppositoria kedalam vagina. Masukkan dengan menelusuri bagian dinding belakang vagina sedalam mungkin agar mendekati leher rahim. 
  • Film, Pastikan jari kering. Letakkan satu lembar film pada ujung jari.dan dorong dengan menelusuri bagian dinding belakang vagina sedalam mungkin sampai mendekati leher rahim.
Sebelum tiap aktifitas seks selanjutnya, pakai kembali spermatisida dan jangan, sekurang-kurangnya 6 jam setelah berhubungan seks.

Pastikan Anda mengikuti petunjuk penggunaan spermisida dengan benar. Cek tanggal kadaluarsa spermisida sebelum menggunakannya.

Metode sawar (diafragma) plus spermisida

Diafragma berbentuk seperi kubah sirkuler yang dikelilingi cincin metal secara sirkumferensial. Efektifitasnya dapat ditingkatkan dengan menambahkan jelly atau krim spermisidal.

Preparat diafragma diletakkan di vagina sehingga memisahkan serviks, forniks dan vagina anterior dengan vagina bagian bawah dan glans penis yang masuk. Apabila pemasangan kurang tepat, diafrgma dapat terletak miring sehingga kurang efektif. Jika diafragma terlalu kecil maka tidak dapat terfiksasi secara adekuat, sebaliknya jika terlalu besar dapat menimbulkan rasa tidak nyaman. Oleh karena itu, maka diafragma hanya boleh dibeli berdasarkan resep dokter.

Diafragma dan agen spermisidal sebaiknya dipasang kira-kira 6 jam sebelum senggama (karena adanya preparat spermisidal yang tidak tahan lama). Dan sebaiknya dilepas 6 jam setelah senggama untuk mengurangi terjadinya toxic shock syndrome(Alcid et.al, 1982).

Angka kegagalan kontrasepsi dengan menggunakan diafragma cukup bervariasi. Menurut Vessey et.al (1982), angka kelahiran 1,9-2,4  per 100 pengguna diafragma. Sedangkan menurut Bounds et.al (1995), angka kegagalannya 12,3 per 100 pengguna.

Selain sebagai agen kontrasepsi, diafragma dapat menurunkan angka penyakit menular seksual (Rosenberg et.al, 1992). Namun sebaliknya meningkatkan angka infeksi saluran urinari. (Hatcher et.al, 1998)

Spons kontrasepsi (contraceptive sponge)

Spons kontrasepsi adalah bentuk modifikasi dari agen spermisidal. Spons ini mengandung cakram poliuretan nonoxynol-9 yang dipasang 24 jam sebelum senggama. Setelah dibasahi, spons ditempatkan di serviks. Spons ini dapat digunakan dalam beberapa kali senggama tanpa harus diganti. Spons ini sebaiknya baru dilepas 6 jam setelah senggama. Walaupun lebih nyaman dibandingkan diafragma atau kondom, namun efektifitas spons untuk kontrasepsi lebih rendah.

Tudung servikal (cervical cap)

Tudung servikal bermerk Prentif® disetujui oleh FDA tahun 1988. Bentuknya seperti mangkuk, fleksibel (terbuat dari bahan karet) dan diletakkan di dasar serviks. Dapat dipasang sendiri dan dibiarkan hingga 48 jam. Efektifitasnya dapat ditingkatkan dengan agen spermisidal, dan jika dipasang dengan benar dapat setara dengan diafragma. Namun harganya cukup mahal dan jika dipasang kurang tepat dapat menurunkan efektifitasnya.


Sterilisasi

Sterilisasi adalah kontrasepsi yang paling efektif. Banyak masyarakat yang salah paham antara kebiri dengan MOP, kebiri adalah pengangkatan testis, sementara MOP dilakukan dengan membuat satu atau dua sayatan kecil pada kulit scrotum (kantung buah zakar), kemudian saluran keluarnya diikat sehingga ketika keluar tidak mengandung sperma lagi. Dengan MOP, produksi hormon testoteron pria tetap berjalan seperti biasa. Sementara kebiri membuat laki-laki tidak bisa memproduksi sperma lagi. “MOP ini tidak perlu dikhawatirkan menimbulkan impotensi, semua fungsi kejantanan laki-laki masih normal dengan metode MOP,

Jenis sterilisasi asa 2 yaitu:
  1. Pada sterilisasi pria, vasektomi, vas deferens ditutup sehingga tidak ada sperma yang keluar, meskipun tetap ejakulasi.
  2. Pada sterilisasi wanita (tubektomi), saluran tuba falopi ditutup sehingga sel telur tidak keluar.

Ini mungkin alat kontrasepsi terbaik. Tanpa karet latex, tanpa pil harian, tanpa mengganggu siklus hormon, dan 100 persen efektif.

Sebuah prosedur bernama RISUG di India mampu menghambat dan mengontrol sperma. Dokter yang melakukan prosedur itu akan memberi anestesi lokal kepada pasien laki-laki. Kemudian, ia membuat sebuah lubang kecil di dasar skrotum (kantung pembungkus buah zakar). Dengan tang sangat kecil, ia mengeluarkan saluran sperma dan menyuntikkan gel polimer ke dalamnya.

Gel yang sering disebut Vasalgel itu bekerja memecah sperma di di dalam alat reproduksi pria. Seluruh prosedur ini berlangsung selama 15 menit dan efektivitasnya berjangka waktu 10 tahun.

Menurut lembaga nirlaba Male Contraception Information Project, jika pasien kemudian memutuskan ingin memiliki anak, ia dapat meminta suntukan pemicu kerja sperma. Dalam dua hingga tiga bulan, pembuatan bayi bisa dimulai.

Studi ini telah berlangsung selama 25 tahun dan terbukti aman untuk hewan dan manusia. Para peneliti berharap dalam tiga tahun mendatang prosedur RISUG bisa dipasarkan di Amerika Serikat. 


Keuntungan sterilisasi adalah Anda tidak akan perlu memikirkan kontrasepsi selamanya. Kekurangannya, sifatnya permanen (tidak bisa dibatalkan). Perlu diingat bahwa tidak ada kontrasepsi yang 100 persen efektif. 


KONTRASEPSI MANTAP

Dipilih dengan alasan sudah merasa cukup dengan jumlah anak yang dimiliki. Caranya, suami-istri dioperasi (vasektomi untuk pria dan tubektomi untuk wanita). Tindakan dilakukan pada saluran bibit pada pria dan saluran telur pada wanita, sehingga pasangan tersebut tidak akan mendapat keturunan lagi.

Aman Bagi Pasangan Baru Menikah

Jika Anda baru menikah dan belum berencana punya anak, gunakanlah metoda sederhana untuk menunda kehamilan. Apa saja itu?

1. KONDOM

Sperma yang keluar akan ditampung oleh kondom, sehingga tidak masuk ke dalam rahim. Kegagalan mungkin saja terjadi. Biasanya karena kondom robek dan bocor.

2. PANTANG BERKALA

Untuk menghindari kehamilan, lakukan hubungan intim hanya saat istri dalam masa tidak subur. Ini bisa dilakukan pada pasangan yang istrinya mempunyai siklus haid teratur. Kerjasama dan pengertian suami sangat dibutuhkan dalam
hal ini.

3. SENGGAMA TERPUTUS

Cara ini mungkin bisa menghindari kehamilan. Konsepnya, mengeluarkan alat kelamin menjelang terjadinya ejakulasi. Cuma, cara ini memang agak mengganggu kepuasan kedua belah pihak. Tingkat kegagalannya cukup tinggi, 30-35 persen. “Ini lebih disebabkan suami tidak bisa mengontrol, sehingga sperma tetap saja tertumpah di mulut rahim dan tetap bisa masuk vagina.” ujar Andon.

Cocok Tidaknya Pilihan Anda, Tidak cocok jika:
  • Berat Tubuh Tidak Stabil; Apakah tubuh menjadi kurus atau gemuk? Seandainya ada perubahan dari berat normal, kemungkinan kontrasepsi yang digunakan tidak cocok.
  • Timbul Rasa Nyeri; Bisa nyeri kepala, nyeri otot, kram perut.
  • Perubahan Emosi; Muncul gelisah, depresi, dan sebagainya.
  • Pola Haid Terganggu; Darah keluar menjadi banyak sekali, sedikit, atau tidak ada sama sekali.
  • Timbul Keputihan; Jumlahnya banyak dan mengandung bau.

Khasiat Kontrasepsi Bisa Rusak Gara-gara Kesalahan Ini

Meskipun tak pernah lupa meminum pil KB, selalu menyediakan stok kondom, atau melihat kalender untuk melihat masa subur, bukan berarti sudah aman dari kehamilan yang tak direncanakan. Hanya dengan melakukan sedikit kesalahan, sangat mudah untuk mengurangi efektifitas alat kontrasepsi tanpa disadari. Dan kelalaian ini sangat umum ditemui.

1. Lupa minum pil

Apa yang terjadi jika lupa meminum pil? Meminum dua pil di hari berikutnya dapat membantu mencegah kehamilan, tetapi bisa mengganggu kenyamanan perut.

"JIka lupa meminum pil kontrasepsi, hanya satu pil saja yang lupa diminum dapat meningkatkan risiko hamil. Itu karena pil KB tidak terkandung dalam tubuh untuk waktu yang lama. Jadi sebaiknya menentukan sendiri pengingat harian. Sebaiknya pil KB diminum setiap hari untuk mencegah ovulasi dan meminumnya pada waktu yang sama setiap hari akan mendapatkan efek yang optimal," kata D. Michael Armstrong, MD, profesor klinis di departemen obstetri dan ginekologi di University of North Carolina School of Medicine di Chapel Hill seperti dilansir everydayhealth.com, Rabu (6/3/2012).

Jika tidak meminum pil dan berhubungan seks, pertimbangkanlah mengenakan kontrasepsi darurat yang dibeli di toko obat. Bisa juga memasang alat kontrasepsi intrauterine device (IUD). Kontrasepsi darurat dapat mencegah kehamilan hingga lima hari setelah berhubungan seks, tapi paling efektif jika diminum dalam waktu 24 jam saat berhubungan seks.

2. Berhubungan seks tanpa metode cadangan setelah baru mengkonsumsi pil KB

Jika baru saja selesai haid dan berada dalam lima hari pertama dari siklus baru, kombinasi pil kontrasepsi yang mengandung estrogen dan progestin bisa digunakan tanpa harus menggunakan metode cadangan. Namun, jika mulai meminum pil KB di tengah-tengah siklus bulanan, harus menggunakan kondom selama setidaknya tujuh hari untuk memastikan tidak hamil. Pil progestin harus ditambahi dengan metode cadangan untuk dua hari pertama.

3. Kondom kedaluwarsa atau rusak

Kondom memiliki tanggal kadaluwarsa, jadi selalu periksalah setiap kali menggunakannya. Kondom juga tidak efektif dalam suhu panas yang ekstrim, maka kondom sebaiknya jangan disimpan di dalam dompet.

4. Menyimpan pil KB di tempat yang salah

Pil KB cukup kuat dan tidak perlu terlalu khawatir di mana akan menyimpannya. Yang paling penting adalah menyimpannya di tempat yang mudah diingat. Simpanlah pil KB di kotak obat atau di tempat penyimpanan sikat gigi, jangan simpan di dompet.

Beberapa alat kontrasepsi dalam bentuk cincin vagina harus disimpan pada suhu kamar atau dalam lemari es. Pada suhu kamar, cincin dapat bertahan sekitar tiga atau empat bulan. Tetapi jika menyimpan dalam lemari es pada suhu -3 sampai 3 derajat Celcius, cincan dapat bertahan sampai tanggal kadaluwarsa seperti yang tertera pada kemasan. Jika lupa menyimpannya di dalam mobil atau di tempat lain yang hangat, sebaiknya segera dibuang.

5. Menjalani pengobatan yang menurunkan efektivitas pil KB

Beberapa obat berinteraksi negatif dengan pil kontrasepsi. Jika sedang meminum obat-obat ini, ada baiknya menggunakan kontrasepsi cadangan untuk sementara. Obat antibiotik rifampisin, obat untuk infeksi ragi, obat untuk mengobati HIV, obat tertentu untuk mengobati kejang, atau tanaman Hypericum perforatum untuk mengatasi depresi dapat menurunkan efektivitas pil KB.

6. Mengandalkan metode penarikan dan menghitung masa subur

Untuk menghindari kehamilan, para pria seringkali menarik penisnya dari vagina sebelum ejakulasi. Namun, penelitian menunjukkan bahwa empat dari 100 wanita akan tetap hamil. Itu karena sperma tidak harus dikeluarkan di dalam vagina dan hanya dibutuhkan satu sperma untuk hamil. Jika metode penarikan tidak dilakukan dengan benar, risiko kehamilan naik menjadi 27 persen.

Mencari tahu masa subur wanita dapat dilakukan untuk menemukan saat yang tepat dalam berhubungan seks. Metode ini efektif bila wanita berovulasi secara teratur dan dapat melacak kesuburannya dengan benar. Namun, jika tidak berovulasi secara teratur, akan sulit untuk menemukan saat yang tepat untuk menghindari kehamilan. Jika wanita tidak melacak tanda-tanda kesuburannya dengan benar, mereka memiliki kemungkinan 24 persen hamil.

1 comment:

  1. terimah kasih unntuk infonya sangat berguna sekali
    tapi sy mau tnya jenis obat apa aja si yang dapat menurunkan efetirisas dari hormon levonorgestrel

    ReplyDelete