Google+

Tuesday, January 29, 2013

Berat Badan Wanita naik setelah menikah

wanita gemuk setelah nikah

Sebuah penelitian menunjukkan, perempuan yang sudah menikah akan mengalami peningkatkan berat badan secara drastis.

Benarkah ?
Beberapa pria dan wanita merasa badannya lebih berisi setelah menikah. Perasaan lebih gemuk ini bisa jadi bukan sekedar mitos. Pernikahan dan perceraian ternyata dapat menjadi semacam “kejutan berat badan” bagi sejumlah orang. Mereka akan bertambah berat badannya secara drastis, terutama yang berusia di atas 30 tahun. Namun, bagi wanita dan pria waktunya berbeda. Menurut sebuah studi terbaru, wanita cenderung gemuk usai menikah.

Sementara pria, akan mengalami risiko peningkatan berat badan setelah bercerai. “Jelas sekali bahwa dampak transisi perkawinan pada perubahan berat badan seseorang berbeda berdasarkan gender,” kata Dmitry Tumin, penulis utama studi dan seorang mahasiswa doktor di bidang sosiologi di Ohio State University, Amerika Serikat.


“Perceraian untuk pria dan sampai batas tertentu, pernikahan bagi wanita dapat menyebabkan peningkatan berat badan yang mungkin cukup besar untuk menimbulkan risiko kesehatan, ” lanjutnya seperti dikutip laman Science Daily. Kemungkinan peningkatan berat badan yang besar dengan transisi pernikahan meningkat paling tinggi bagi yang berusia lebih dari 30 tahun.

“Untuk seseorang di pertengahan usia 20-an, tidak ada banyak perbedaan dalam probabilitas kenaikan berat badan antara seseorang yang baru saja menikah dan yang tidak pernah menikah. Tetapi kemudian dalam hidup, ada lebih banyak perbedaan,” kata Tumin. Dia melakukan penelitian ini bersama dengan Zhenchao Qian, seorang profesor sosiologi di Ohio State University. menurut peneliti Andrea Meltzer, asisten profesor psikologi di Southern Methodist University; “Sudah cukup diterima secara luas bahwa pernikahan itu sendiri dikaitkan dengan penambahan berat badan dan perceraian dengan penurunan berat badan," Dalam penelitian ini, Meltzer merekrut 169 pasangan muda. Kesemuanya sudah menikah selama 6 bulan, lalu dipantau selama 4 tahun. Para suami rata-rata berusia 25 tahun, sedangkan istrinya 23 tahun. Informasi mengenai kepuasan pernikahan dan berat badan pasangan dikumpulkan dalam 8 kesempatan yang berbeda.

Hasil analisis menemukan bahwa kepuasan pernikahan berhubungan positif dengan kenaikan berat badan. Pasangan yang lebih puas dengan pernikahan cenderung bertambah berat badannya, sedangkan pasangan yang kurang puas cenderung menyusut berat badannya.

Hubungan ini tetap ada walaupun sudah memperhitungkan faktor kehamilan pada istri. Walau demikian, penelitian yang dipresentasikan dalam pertemuan tahunan Society for Personality and Social Psychology ini tidak membuktikan adanya hubungan sebab akibat.

Meltzer berspekulasi, pasangan yang kurang puas dengan pernikahan tidak bertambah berat badannya karena memikirkan perceraian. Karena tidak puas dengan pernikahan, pasangan lantas mencoba menjaga berat badannya agar tetap ideal dengan tujuan menarik pasangan baru. Orang yang sudah selesai dengan urusan mencari jodoh jadi tak lagi peduli lagi dengan berat badannya. Menurut Meltzer, startegi pemeliharaan berat badan dimotivasi sebagian oleh keinginan untuk menarik pasangan. Efek ini berlaku baik pada pria maupun wanita.

Penelitian lainnya dilakukan di University of North Carolina (UNC) dengan total responden 6.936 orang yang mengakui semakin jarang mendatangi gym untuk berolahraga setelah mereka menikah. Mereka juga mengaku mengalami kenaikan berat badan setidaknya sebanyak 6,8 kg pada dua tahun pertama pernikahan mereka. Setelah menikah banyak prioritas yang berubah dan kegiatan yang semasa masih single sudah jarang dilakukan.

Studi baru yang dipresentasikan di American Sociological Association, menyatakan perkawinan memang bisa mengarah ke penambahan berat badan yang cukup signifikan. Studi ini mengatakan, setelah menikah berat badan wanita bisa meningkat hingga 33 persen. Angka itu pun masih masuk kategori peningkatan berat badan dalam skala kecil. Peningkatan berat badan pada skala yang lebih besar, bahkan mencapai 48 persen.

Namun, tunggu dulu, jangan buru-buru mengkambinghitamkan pernikahan jika anda tiba-tiba menjadi gemuk. Studi yang dilakukan pada tahun 2006 menemukan bahwa ada kecenderungan perubahan pola makan pada wanita setelah menikah.

Orang yang telah menikah cenderung sering makan bersama. Hal ini yang diyakini menjadi salah satu penyebab meningkatnya berat badan seseorang setelah menikah.

Jika sang suami memiliki porsi makan lebih banyak, hal ini dapat mempengaruhi nafsu makan sang istri. Dengan kata lain, keinginan untuk makan banyak terkadang bukan disebabkan oleh nafsu makan sendiri, namun berasal dari nafsu makan yang tertular dari pasangan mereka.

Pasangan yang baru menikah juga cenderung untuk sering bereksperimen membuat masakan. Akhir pekan yang dihabiskan bersama, sering identik dengan membuat menu baru pada makanan mereka.

Sebagai bentuk penghargaan, sang suami akan menghabisakan makanan sebagai penghargaan bagi sang istri. Sementara itu, sang istri juga akan terpengaruh dengan nafsu makan suami.

Namun, lelaki cenderung menghabiskan kalori yang lebih banyak dibandingkan perempuan, bahkan ketika sedang beristirahat. Sedangkan pembakaran kalori pada tubuh wanita lebih lambat. Oleh karena itu jangan heran perempuan cenderung lebih mudah gemuk setelah menikah. Para ilmuwan dari Salonica dan Ioannina Universities, juga membenarkan umumnya pasangan yang sudah menikah lebih cenderung mengalami kegemukan dibandingkan dengan mereka yang masih single.

Dalam presentasinya di Panhellenic Medical Conference, di Athena, mereka menyimpulkan bahwa "obesitas, atau lemak di perut" adalah masalah terburuk yang dialami di antara pasangan menikah.

Prof. Dimitris Kiortsis, salah satu peneliti, mengatakan bahwa obesitas ternyata secara langsung berkaitan dengan perubahan gaya hidup. Bagi perempuan, pernikahan bisa membuat berat badan mereka naik dua kali lipat. Sementara bagi laki-laki yang menikah, risiko mengalami obesitas cenderung lebih besar, yaitu hingga tiga kali lipat.

Kesimpulan ini diambil setelah mereka meneliti lebih dari 17.000 pasangan berusia 20 -70 tahun. Dari penelitian ini ditemukan, pernikahan telah membuat gaya hidup pasangan berubah secara signifikan. Yang awalnya sebelum menikah mereka lebih rutin melakukan olahraga agar tubuhnya tetap bugar dan terlihat menarik sehingga dapat menemukan pasangan.

Namun setelah menikah, mereka justru malah mengabaikan hal ini. Mereka menjadi lebih jarang berolahraga, lebih banyak menghabiskan waktu dengan makan bersama, lebih sering duduk di depan TV dan memesan makanan siap saji.

Tak hanya itu, sebagian besar pasangan yang sudah menikah juga jarang beraktivitas seks. Padahal seks dianggap sebagai latihan intens untuk membakar kalori. Inilah yang menjadi faktor utama penyebab kegemukan pada pasangan menikah.

"Stres, kecemasan dan merokok akan berkurang dalam suatu pernikahan yang baik. Dan karena itu nafsu makan menjadi meningkat," ujar Prof Dimitris.

Oleh karena obesitas telah mengancam kesehatan seseorang di seluruh dunia, maka para peneliti menganjurkan agar setiap pasangan suami-istri mulai rutin melakukan aktivitas fisik, mengurangi 'ngemil', dan melakukan diet Mediterania seperti memakan buah-buahan, sayuran dan minyak zaitun.

"Jika salah satu pasangan memutuskan untuk melakukan diet, maka pasangan yang lain juga sering mengikuti," pungkas Dimitris.

Penelitian yang dilakukan Newcastle University, Inggris dengan melihat kebiasaan makan 12.000 pasangan menikah di Eropa, Amerika Utara dan Australia menunjukkan tren yang disebut 'konvergensi makanan'. Yaitu, setelah dua orang tinggal bersama sebagai suami istri, wanita cenderung sering makan makanan instan dan pria justru memperbaiki kebiasaan makannya.

Sebab Berat Badan Wanita naik setelah menikah

Selain ada tiga penyebab utama mengapa bobot tubuh meningkat setelah menikah. Ketahui penyebabnya dan cara mengatasi agar berat badan tidak semakin bertambah.

Mengikuti porsi pasangan

Tanpa Anda sadari, porsi makan Anda yang biasanya normal menjadi lebih banyak karena mengikuti kebiasaan makan pasangan. Makanan di tubuh lebih mudah menjadi otot dan bagi wanita perlu olahraga lebih keras untuk menjadikannya otot.

Untuk mengatasinya, saat pasangan menggunakan piring besar saat makan, Anda lebih baik pilih pring berukuran kecil dan setengahnya diisi sayuran.

Aktivitas makan jadi hiburan

Makan memang bisa menjadi hiburan yang sangat efektif terutama ketika Anda dan pasangan menghabiskan waktu bersama. Apalagi banyak yang menyebut kalau makanan ada pusat dari cinta. Saat dulu masih berkencan pasti seringkali waktu dihabiskan di restoran favorit. Kebiasaan ini pun dibawa ketika menikah.

Makan di luar cenderung membuat Anda dan pasangan makan lebih banyak. Biasanya tergoda dengan makanan penutup yang sangat manis dan tinggi kalori. Solusinya adalah memasak berdua di rumah.

Banyak pilihan resep makanan sederhana dan sehat. Sepulang kerja Anda bisa berbelanja bahan makanan dan cobalah masak berdua. Tidak hanya lebih sehat, hubungan Anda dan pasangan juga makin intim serta menghemat pengeluaran.

Ngemil tengah malam

Pria seringkali tidur larut malam untuk menonton acara olahraga favoritnya atau menyelesaikan pekerjaan. Anda juga cenderung menemaninya meskipun akhirnya pergi tidur juga. Tetapi, ketika menemaninya, Anda akan bosan dan mencari camilan untuk mengatasinya.

Camilan yang dikonsumsi pun cenderung berkalori tinggi. Efeknya adalah bobot tubuh meningkat. Untuk menghindarinya, jangan beli camilan berkalori tinggi, apalagi menyetoknya dalam lemari makanan. Mungkin Anda berniat membelikan untuk pasangan tetapi justru dikonsumsi sendiri. Sediakan saja buah-buah segar untuk dikonsumsi. Karena hanya itu yang tersedia, Anda dan pasangan pun 'terpaksa' memakannya.

Menurut Ahli Diet Dr Ingrid van Heerden, banyak faktor yang memicu kenaikan berat badan, salah satunya pernikahan. Berikut beberapa alasan yang membuat wanita menjadi gemuk :

Kehamilan

Kehamilan merupakan waktu wanita rentan mengalami kenaikan berat badan. Kenaikan berat badan diperlukan saat hamil jika Anda tidak ingin mempunyai bayi yang kurus atau prematur.

Menurut pedoman yang direkomendasikan Insitute of Medicine di Amerika Serikat, berat badan wanita perlu bertambah dalam kisaran tertentu selama sembilan bulan kehamilan untuk mencapai hasil yang menguntungkan.

  • Berat badan normal dan BMI dari 18,5 hingga 24,9 di awal kehamilan - 11,4 sampai 16kg
  • Kekurangan berat badan dan BMI kurang dari 18,5 di awal kehamilan - 13 sampai 18kg
  • Kegemukan dan BMI 25-29,9 di awal kehamilan - 7 sampai 11,4 kg
  • Obesitas dan BMI melebihi 30 di awal kehamilan - Belum ada rekomendasi yang tersedia.

Banyak faktor yang bisa membuat kelebihan berat badan selama kehamilan. Selain itu ibu tidak mempu menurunkan berat badan setelah melahirkan. Termasuk keyakinan perlu "makan untuk dua" selama kehamilan dan menyusui.

Selama menyusui, ibu menyusui dapat meningkatkan asupan energi mereka dengan yang lain 840kJ per hari. Hal yang paling penting diingat selama kehamilan dan menyusui adalah ibu harus berusaha meningkatkan kualitas diet mereka, daripada kuantitas.

Berat lahir rendah

Anak-anak yang lahir dengan berat lahir rendah cenderung lebih rentan mengalami kenaikan berat badan (dan mengembangkan berbagai penyakit degeneratif) di masa dewasa.

Fenomena ini pertama kali dijelaskan Barker dan telah menjadi dikenal sebagai Hipotesis Barker (Barker & Osmond, 1986). Ini juga merupakan alasan mengapa penting bahwa ibu tidak berlebihan dalam kenaikan berat badan selama kehamilan mereka dan menyusui bayinya selama mungkin.

Perempuan yang kurang gizi selama kehamilannya akan melahirkan bayi berat lahir rendah, yang akan cenderung menambah berat badan saat mereka dewasa dan obesitas pada saat mereka mencapai usia remaja.

Kurang olahraga

Kurang olahraga cenderung memicu kenaikan berat badan. Anak-anak dan remaja harus seaktif mungkin untuk mencegah obesitas yang umumnya memburuk di masa dewasa.

Untuk orang dewasa, cobalah untuk meningkatkan gerakan fisik. Dunia modern yang dirancang membuat orang-orang kurang aktif. Anda bisa mencoba menaiki tangga dibanding menggunakan lift dan eskalator. Atau berjalan ke toko-toko atau tempat bekerja dengan bersepeda.

Perubahan rutinitas, lingkungan dan / atau kebiasaan

"Saya sering mendengar keluhan orang yang harus membuat perubahan drastis untuk rutinitas mereka (bekerja shift malam, kuliah), lingkungan (pindah ke pekerjaan baru atau kota baru atau bahkan negara baru), kebiasaan (berhenti merokok ), atau status (menikah), telah membuat mereka gemuk yang kemudian mereka kalah berjuang".

Perlu diingat, ketika kita membuat perubahan dalam hidup kita bisa memiliki konsekuensi dengan berat badan kita dan rencanakan ke depan bagaimana kita menghindari kenaikan berat badan.

Pernikahan dan berat badan

Pernikahan sebagai faktor perubahan yang bisa memicu penambahan berat badan. Begitu banyak wanita mengeluh ketika mereka menikah dan "cinta kehidupan mereka", mereka mulai menumpuk lemak.

Masuk akal ketika dua orang dengan karakteristik yang sangat berbeda mulai hidup bersama, hal ini dapat mempengaruhi kenaikan berat badan, terutama dari pasangan wanita.

Faktor Pontensial


  • Berbeda kebutuhan energi: pria memiliki Basic Metabolic Rate yang lebih tinggi, yang umumnya memungkinkan mereka menumpuk berat badan. Mereka menggunakan lebih banyak energi ketika mereka berolahraga karena mereka umumnya memiliki persentase yang lebih tinggi dari jaringan otot dalam tubuh mereka.
  • Selera (Anda menyukai salad, pria mencintai pati dan daging)
  • Kegiatan fisik (Pria jalan 10 km, Anda melakukan pilates)
  • Sistem saraf (Wanita lebih cenderung mudah depresi yang menyebabkan berat badannya meningkat, pria cenderung gelisah)
  • Asupan farmakologi (wanita menggunakan kontrasepsi hormonal atau perawatan mencegah hamil yang menyebabkan berat badan naik)
  • Kehamilan dan menyusui (ini potensi untuk menambah berat badan)

Jika tidak direm, wanita bisa menumpuk lemak di tubuhnya. Tetapi kita harus ingat bahwa setiap individu di dalam pernikahan memiliki faktor pemicu yang mempengaruhi siapa yang akan kegemukan dan siapa yang akan menurunkan berat badan. Sayangnya banyak dari faktor-faktor ini condong ke arah perempuan. 

Cara Mengontrol Berat Badan Wanita naik setelah menikah

Untuk menjaga tubuh agar tetap ideal, simaklah tips berikut yang akan membantu Anda menjaga berat badan setelah menikah:

Olahraga Bersama Suami

Selain semakin mesra, berolahraga bersama suami bisa mengontrol berat badan Anda. Umumnya, banyak pengantin baru mengalami kenaikan berat badan setelah menikah. Untuk mengatasinya, mulailah latihan bersama-sama secara rutin. Pantau terus perkembangan kalian untuk mengetahui manfaat dari olahraga bersama.

Tantang pasangan untuk berolahraga

Jika suami Anda memiliki jiwa kompetitif, manfaatkan hal ini. Misalnya dengan menantang pasangan untuk berlari sepanjang 5 kilo. Buat suasana olahraga menyenangkan dan jadikan hal ini sebagai kebiasaan, maka Anda berdua akan termotivasi untuk melakukan olahraga yang lebih dari biasanya.

Jaga Asupan Makanan Tetap Sehat

Jangan banyak makan junk food atau makanan berlemak tinggi hanya karena nafsu sesaat. Konsumsilah makanan yang sehat agar tubuh memperoleh vitamin dan mineral yang dibutuhkan sehingga dapat berfungsi dengan baik. Selain itu, pastikan Anda makan dengan porsi yang cukup serta perhatikan asupan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh.

Tetap Beraktivitas

Mungkin Anda termasuk wanita yang tidak boleh bekerja setelah menikah oleh suami. Namun, bukan berarti Anda malah bermalas-malasan di rumah. Hal itu bisa memicu kenaikan berat badan. Usahakan agar tubuh tetap beraktivitas atau menyibukkan diri dengan beragam kegiatan seperti olahraga, menjalankan hobi, atau berjalan-jalan yang bisa membentuk tubuh Anda. Semakin banyak aktivitas, semakin kecil kemungkinan berat badan akan naik.

Jauhi Kebiasaan Buruk

Setelah menikah, coba hidup lebih sehat. Jangan biarkan kebiasaan buruk Anda membuat tubuh terjebak dalam timbunan lemak. Saat libur, tetaplah berkegiatan. Sebaiknya cari kegiatan berdua pasangan, seperti menata rumah bersama, pergi ke pusat kebugaran, dan aktivitas lainnya yang membuat tubuh banyak bergerak.

Masak di Rumah

Selain bisa menyenangkan suami, memasak makanan sendiri akan menjaga Anda dari makanan yang tidak sehat. Anda dapat merencanakan menu makanan yang kaya protein serta vitamin demi kebugaran tubuh Anda dan pasangan. Oleh sebab itu, memasak merupakan aktivitas yang cukup membantu mengontrol berat badan.

Masak makanan bernutrisi

Lelah akibat seharian bekerja terkadang buat Anda malas untuk memasak dan lebih memilih memesan makanan cepat saji. Hal ini memang mudah , tapi tentu saja membuat ukuran pinggang Anda dan pasangan terus bertambah. Sebelum terlambat, ubahlah kebiasaan buruk itu dengan memasak makanan berserat dan penuh nutrisi bersama. Buatlah jadwal menu di awal minggu dan pergilah berbelanja. Memasak bersama-sama tiap malam tentu juga memberikan waktu berkualitas bagi hubungan Anda berdua.

Ketahui porsi makan yang benar

Porsi makan Anda dan suami jelas berbeda. Ingat, porsi makan Anda yang tepat adalah sekitar 1/2 hingga 3/4 dari porsi makan suami. Makan dengan menggunakan piring kecil juga bisa bantu mengurangi asupan makanan. Cara makan ini disebut juga dengan diet piring.

Perhatikan Penampilan

Sebelum menikah, Anda sangat menjaga penampilan, terutama di hadapan pasangan. Namun setelah bersuami, Anda lebih cuek dengan tampilan sehari-hari sehingga tidak sadar kalau tubuh semakin 'melebar'. Untuk itu, perhatikan penampilan Anda supaya berat badan tetap terkendali.

Jaga Kesehatan

Stres dan kelelahan bisa menyebabkan penambahan berat badan. Kehidupan setelah menikah lebih berat daripada ketika masih single. Maka dari itu, Anda harus menjaga kesehatan dengan menerapkan pola hidup sehat bersama pasangan. Bila perlu, datang ke dokter secara rutin untuk cek kesehatan.

Berjalan-jalan

Setelah selesai makan malam, hindari duduk di depan televisi sambil memakan camilan. Lebih baik jalan-jalanlah di sekitar komplek perumahan Anda selama 15 sampai 20 menit. Itu merupakan cara yang bagus untuk mengurangi jumlah kalori, dan mengobrol dengan pasangan setelah hari yang panjang tentu akan membuat Anda senang dan membut hubungan pernikahan lebih intim.

Selain itu beberapa factor yang memicu kenaikan berat badan dapat diatasi dengan beberapa langkah, seperti yang dipaparkan berikut ini:

Bersantai Sambil Makan

Setelah baru menikah, Anda pasti ingin selalu berduaan dengan suami, apalagi di waktu santai. Mungkin membaca buku di sofa atau menonton televisi berdua di rumah akan menciptakan suasana yang hangat. Namun, tidak sedikit wanita yang membawa makanan kecil sebagai cemilan pada saat bersantai dengan pasangan. "Sebagian besar waktu bersama pasangan digunakan untuk bermesraan di rumah dan selalu melibatkan makanan ketika berdua," ujar Jeffrey Sobal, Ph.D., seorang ahli nutrisi di Cornell University, Ithaca, New York.
Cara mengatasinya:
Jangan khawatir mengurangi waktu berduaan agar Anda tidak tampil gemuk setelah menikah. Anda dapat menciptakan momen kebersamaan dengan jogging pagi dan sore hari, bersepeda bersama, atau mungkin jalan-jalan setelah makan malam, di luar kegiatan seks Anda dan pasangan. Kalau memang itu belum cukup, coba mempunyai peliharaan, misalnya anjing. Menurut penelitian di Universitas Missouri, Saint Louis, Amerika Serikat, orang yang berjalan-jalan membawa anjing selama 20 menit sehari dan dilakukan rutin, akan menurunkan berat badan sekitar 14 kg dalam setahun.

Punya Anak

Anda dapat mengalami kenaikan berat badan yang drastis setelah melahirkan. Biasanya, berat badan wanita naik 3 hingga 10 kg pasca persalinan. Kenaikan akan terus meningkat setelah anak semakin tumbuh. Pasangan yang sudah mempunyai anak bisa mengonsumsi 34 gram lemak dalam seminggu dibanding dengan pasangan yang belum punya anak. Kesibukan mengurus pekerjaan dan keluarga bisa membuat Anda mengonsumsi makanan yang tinggi lemak, seperti pizza atau burger.
Cara mengatasinya:
Sediakan masakan yang sehat, seperti sayuran, beras merah, dan daging ayam atau ikan setiap akhir pekan. Atau coba tips-tips memasak makanan sehat dari internet atau media lain

Keluarga adalah Segalanya

Saat Anda single, Anda dapat memakan apa saja, seperti mie instan atau semangkuk sereal untuk mengisi perut. Setelah menikah, semua ini akan berubah. Anda sudah mempunyai suami yang harus diperhatikan termasuk makanannya. Penelitian menunjukan bahwa pasangan menikah biasanya mencocokkan selera keduanya. Selera suami bisa saja membuat Anda lebih banyak mengonsumsi makanan tinggi lemak dan gula.
Cara mengatasi:
Buat menu masakan yang meningkatkan jumlah serat sayuran daripada karbohidrat seperti pemakaian tepung atau roti. Sebaiknya Anda juga lebih banyak mengonsumsi buah.

Tidak Punya Waktu untuk Diri Sendiri

Waktu Anda sehari-hari disibukkan dengan berbagai macam aktivitas. Dari mulai mengurus keluarga, pekerjaan, dan kegiatan lain yang buat Anda lupa mengurus diri. Makanan yang Anda konsumsi juga tidak diperhatikan.
Cara mengatasinya:
Ramona Braganza, seorang pelatih olahraga pribadi Kate Beckinsale dan brand ambassador dan Gold's Gym, menyarankan: "Cari waktu satu hari untuk membakar kalori Anda. Mungkin Anda bisa mengikuti kelas Gym setiap minggu. Atau Anda juga dapat melakukan latihan aeorbik selama 20 menit setiap minggunya."
Demikian sedikit informasi kesehatan tentang Berat Badan Wanita naik setelah menikah