Google+

Monday, April 1, 2013

Manfaat Herbal Meninjo dan Kegunaan Meninjo

Manfaat Herbal Meninjo dan Kegunaan Meninjo

Di balik tudingan sebagai penyebab asam urat, melinjo ternyata lumbung antioksidan tingkat tinggi. Bagi pengidap asam urat, pastinya mereka akan mencoret emping dari daftar menu hidangannya. Begitu pula saat menyantap sayur asem, biji melinjo yang menjadi salah satu syarat afdolnya menu sayur asem pun pasti akan disingkirkan. Mereka menyakini, melinjo adalah sumber penyebab gout alias asam urat.

Namun siapa sangka, di balik tudingan tersebut, melinjo menawarkan khasiat luar biasa. Setelah diteliti, biji melinjo mengandung antioksidan tingkat tinggi. Malahan nilainya menyaingi kandungan antioksidan pada Vitamin C. Antioksidan merupakan zat paling ampuh sebagai penangkal radikal bebas, penyebab kanker, dan mempercepat proses penuaan.

Tak hanya sampai di situ, daunnya, yang biasa disebut “daun so” oleh masyarakat Jawa, dipercaya sangat membantu kaum hawa saat menghadapi proses persalinan.


Melinjo (Gnetum gnemon Linn.) atau dalam bahasa Sunda disebut Tangkil adalah suatu spesies tanaman berbiji terbuka (Gymnospermae) berbentuk pohon yang berasal dari Asia tropik, melanesia, dan Pasifik Barat. Melinjo dikenal pula dengan nama:
ki tangkil, mlinjo, sake, tangkil (bahasa Sunda)
bago (bahasa Melayu dan bahasa Tagalog),
Khalet (Bahasa Kamboja).
belinjo, mlinjo, bagu, eso malinjo,trangkil, wit grintul(Jawa);
mulieng(Aceh);
manenjo(Belitung);
Melinjo banyak ditanam di pekarangan sebagai peneduh atau pembatas pekarangan dan terutama dimanfaatkan buah dan daunnya.

Berbeda dengan anggota Gnetum lainnya yang biasanya merupakan liana, melinjo berbentuk pohon.
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi: Gnetophyta
Kelas: Gnetopsida
Ordo: Gnetales
Famili: Gnetaceae
Genus: Gnetum
Spesies: G. gnemon
Nama binomial: Gnetum gnemon

Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis Melinjo
Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam daun melinjo di antaranya saponin dan flavonoid, sedangkan bijinya mengandung tanin, saponin, dan flavonoid. Efek farmakologis melinjo di antaranya sebagai peluruh kencing.

Kulit Melinjo adalah bahan makanan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Kulit Melinjo mengandung energi sebesar 111 kilokalori, protein 4,5 gram, karbohidrat 20,7 gram, lemak 1,1 gram, kalsium 117 miligram, fosfor 179 miligram, dan zat besi 2,6 miligram. Selain itu di dalam Kulit Melinjo juga terkandung vitamin A sebanyak 0 IU, vitamin B1 0,07 miligram dan vitamin C 7 miligram. Hasil tersebut didapat dari melakukan penelitian terhadap 100 gram Kulit Melinjo, dengan jumlah yang dapat dimakan sebanyak 100 %.

Informasi Rinci Komposisi Kandungan Nutrisi/Gizi Pada Kulit Melinjo yang dipublikasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia serta sumber lainnya:
Nama Bahan Makanan : Kulit Melinjo
Nama Lain / Alternatif : -
Banyaknya Kulit Melinjo yang diteliti (Food Weight) = 100 gr
Bagian Kulit Melinjo yang dapat dikonsumsi (Bdd / Food Edible) = 100 %
Jumlah Kandungan Energi Kulit Melinjo = 111 kkal
Jumlah Kandungan Protein Kulit Melinjo = 4,5 gr
Jumlah Kandungan Lemak Kulit Melinjo = 1,1 gr
Jumlah Kandungan Karbohidrat Kulit Melinjo = 20,7 gr
Jumlah Kandungan Kalsium Kulit Melinjo = 117 mg
Jumlah Kandungan Fosfor Kulit Melinjo = 179 mg
Jumlah Kandungan Zat Besi Kulit Melinjo = 2,6 mg
Jumlah Kandungan Vitamin A Kulit Melinjo = 0 IU
Jumlah Kandungan Vitamin B1 Kulit Melinjo = 0,07 mg
Jumlah Kandungan Vitamin C Kulit Melinjo = 7 mg
Khasiat / Manfaat Kulit Melinjo : - (Belum Tersedia)
Huruf Awal Nama Bahan Makanan : K

Melinjo merupakan tumbuhan tahunan berbiji terbuka, berbentuk pohon yang berumah dua (dioecious, ada individu jantan dan betina). Bijinya tidak terbungkus daging tetapi terbungkus kulit luar. Batangnya kokoh dan bisa dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Daunnya tunggal berbentuk oval dengan ujung tumpul. Melinjo tidak menghasilkan bunga dan buah sejati karena bukan termasuk tumbuhan berbunga. Yang dianggap sebagai buah sebenarnya adalah biji yang terbungkus oleh selapis aril yang berdaging.

Tanaman melinjo dapat tumbuh mencapai 100 tahun lebih dan setiap panen raya mampu menghasilkan melinjo sebanyak 80 - 100 Kg, Bila tidak dipangkas bisa mencapai ketinggian 25 m dari permukaan tanah
Tanaman melinjo dapat diperbanyak dengan cara generatif (biji) atau vegetatif (cangkokan, okulasi, penyambungan dan stek).

Tanaman melinjo dapat tumbuh pada tanah-tanah liat/lempung, berpasir dan berkapur, tetapi tidak tahan terhadap tanah yang tergenang air atau yang berkadar asam tinggi dan dapat tumbuh dari ketinggian 0 - 1.200 m dpl. Lahan yang akan ditanami melinjo harus terbuka atau terkena sinar matahari, lubang tanam berukuran 60 X 60 X 75 cm, dengan jarak tanam 6 - 8 m.

Melinjo dapat ditemukan di daerah yang kering sampai tropis. Untuk tumbuh dan berkembang, melinjo tidak memerlukan tanah yang bernutrisi tinggi atau iklim khusus. Melinjo dapat beradaptasi dengan rentang suhu yang luas. Hal inilah yang menyebabkan melinjo sangat mudah untuk ditemukan di berbagai daerah kecuali daerah pantai karena tumbuhan ini tidak dapat tumbuh di daerah yang memiliki kadar garam yang tinggi.

Di Indonesia tumbuhan melinjo tidak hanya dapat dijumpai di hutan dan perkebunan saja. Di beberapa daerah tumbuhan melinjo ditumbuhkan di pekarangan rumah atau kebun rumah dan dimanfaatkan oleh penduduk secara langsung

Melinjo jarang dibudidayakan secara intensif. Melinjo memiliki banyak manfaat baik itu bijinya, daun, kulit bahkan batang kulitnya, contohnya sebagai berikut :
Kayunya dapat dipakai sebagai bahan papan dan alat rumah tangga sederhana.
Daun mudanya (disebut sebagai so dalam bahasa Jawa) digunakan sebagai bahan sayuran (misalnya pada sayur asem).
Bunga (jantan maupun betina) dan bijinya yang masih kecil-kecil (pentil) maupun yang sudah masak dijadikan juga sebagai sayuran.
Biji melinjo juga menjadi bahan baku emping.
Kulitnya bisa dijadikan abon kulit melinjo.

antioksidan pada meninjo
Penelitian yang sudah dilakukan pada melinjo menujukkan bahwa melinjo menghasilkan senyawa antioksidan. Kehebatan melinjo pernah diteliti Tri Agus Siswoyo dari Universitas Jember, Jatim. Berdasar hasil risetnya, aktivitas antioksidan melinjo diperoleh dari konsentrasi protein tinggi. Kadarnya mencapai 9%—10% dalam tiap butir biji melinjo. ternyata semua bagian tanaman itu bersifat antioksidan. Kemampuannya adalah:
Ekstrak akar : 37,27 mg VCEAC (Vitamin C Equivalent Antioxidant Capacity)
Ekstrak daun : 36,66 mg VCEAC
Ekstrak biji : 34,08 mg VCEAC
Ekstrak batang : 32,52 mg VCEAC
Protein utamanya didominasi dari jenis berukuran 30 kilo Dalton yang amat efektif untuk menghabisi radikal bebas, penyebab berbagai macam gangguan kesehatan. Hasil penelitian Tri pada 2007 itu menunjukkan, aktivitas antioksidan melinjo setara antioksidan sintetis BHT (butylated hydroxytoluene). BHT ini banyak diperdagangkan sebagai antioksidan. Cara kerjanya mirip Vitamin E yang menghentikan proses oto-oksidasi di dalam tubuh.

Selain itu, potensi besar yang terkandung dalam sebutir Gnetum gnemon alias tangkil membuat yakin banyak pihak bahwa melinjo dapat menjadi sumber protein fungsional. Ke depan, protein tersebut akan menjadi suplemen makanan nutraceutical, yaitu substansi yang memiliki khasiat bagi kesehatan. Tak hanya mencegah, tapi juga akan dapat mengobati berbagai gangguan kesehatan. Jika pemanfaatan peptida antioksidan dari hidrolisis biji melinjo ini berhasil, maka akan tersedia suplemen nutraceutical alami yang murah dan bisa menggantikan suplemen dari kimia.

Masih berdasar penelitian Tri, diketahui juga biji melinjo bisa berperan sebagai antimikroba alami. Itu artinya protein melinjo pula dimanfaatkan sebagai pengawet alami makanan, sekaligus obat baru bagi berbagai gangguan kesehatan yang disebabkan bakteri. Efek antioksidan melinjo bisa diperoleh dengan memakan bijinya langsung tanpa proses isolasi yang berbelit. Namun sangat disayangkan, penelitian mengenai penggunaan protein biji melinjo sebagai sumber antioksida belumlah tuntas. Tapi setidaknya ini menjadi tonggak awal terkuaknya manfaat biji melinjo.

Sampai saat ini doktor biokimia dari Osaka Prefecture University, Jepang, itu telah mengisolasi dua jenis protein yang menunjukkan aktivitas antioksidan tinggi. Selain itu melinjo juga merupakan antimikroba alami. Itu artinya protein melinjo juga bisa dipakai sebagai pengawet alami makanan sekaligus obat baru untuk penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Peptida Gg-AMP yang diisolasi dari biji melinjo diindikasikan punya potensi aktif menghambat beberapa jenis bakteri gram positif dan negatif.

Meninjo Tumbuhan Purba
Di Jepang dilakukan penelitian dan dilaporkan bahwa melinjo termasuk tumbuhan purba yang secara evolusi dekat dengan tanaman Ginkgo biloba yang ada di Jepang.

Ginkgo adalah spesies pohon hidup tertua, yang telah tumbuh selama 150-200 juta tahun dan dipercaya sebagai tonik otak karena memperkuat daya ingat. Daun Ginkgo juga punya khasiat antioksidan kuat dan berperan penting dalam oksidasi radikal bebas penyebab penuaan dini dan pikun.

Sampai saat ini, doktor biokimia dari Osaka Prefecture University, Jepang telah mengisolasi dua jenis protein yang menunjukkan aktivitas antioksidan tinggi. Dari seluruh bagian tumbuhan melinjo yang pernah diekstraknya, mulai dari daun, kulit batang, akar, sampai biji, ditemukan protein paling potensial adalah dari biji. Riset menunjukkan aktivitas antioksidan dari kandungan fenolik ini setara dengan antioksidan sintetik BHT (Butylated Hydroxytolune).

Nunuk M. Januwati, peneliti dari Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (Balittro) Bogor, mengatakan, melinjo termasuk tanaman purba yang secara evolusi sangat dekat dengan tanaman ginkobiloba. Spesies tumbuhan langka ini dipercaya sebagai tonik otak lantaran mampu memperkuat daya ingat. “Daun dari ginkobiloba, juga punya berkhasiat antioksidan kuat dan berperan penting dalam oksidasi radikal bebas penyebab penuaan dini dan pikun,” jelasnya.

Itulah mengapa, lanjut Nunuk, negara asing, termasuk Jepang sedang gencar mendalami penelitian khasiat melinjo. Jika itu terjadi, bisa dipastikan suatu kerugian besar bagi Indonesia. ”Untuk itu kita jangan sampai keduluan oleh negara asing. Melinjo itu hanya tumbuh di Asia Tenggara dan banyak terdapat di Indonesia. Seharusnya kita lebih dulu yang mendalami keampuhannya,” ucapnya bersemangat

Lebih jauh Nunuk menjabarkan deskripsi singkat tanaman melinjo. Menurutnya, berbeda dengan anggota keluarga Gnetum lainnya yang biasanya merupakan liana, melinjo berbentuk pohon. Melinjo termasuk pohon berumah satu, artinya pada satu pohon terdapat bunga jantan dan betina. Sehingga dari satu pohon pun dapat dihasilkan bunga yang selanjutnya membentuk buah.

Tanaman melinjo, lanjut dia, dapat tumbuh sampai usia 100 tahun lebih. Tiap kali panen raya dapat menghasilkan melinjo sebanyak 80—100 kg, Bila tidak dipangkas, pohon melinjo bisa tumbuh sampai ketinggian 25 m. Lebih spesifik menceritakan, menurut Nunuk, tanaman ini dapat tumbuh pada tanah-tanah liat, berpasir atau bahkan berkapur di dataran rendah hingga dataran tinggi (0—1.200 m di atas permukaan laut). Tanaman melinjo tidak tahan terhadap kondisi tergenang atau tanah yang masam.
“Melinjo sangat jarang dibudidayakan secara intensif di Indonesia. Kecuali di daerah tertentu seperti di Banten yang membuat emping dari melinjo sebagai produk turunan,” beber ahli agronomi tanaman obat tersebut.

Mirip ginkgo
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengungkapkan, melinjo termasuk tumbuhan purba yang secara evolusi dekat dengan tanaman ginkgo biloba yang ada di Jepang. Alasan ini pula yang membuat orang Jepang tertarik untuk mengembangkannya.

Ginkgo adalah spesies pohon tertua yang telah tumbuh selama 150-200 juta tahun dan dipercaya sebagai tonik otak karena memperkuat daya ingat. Daun ginkgo juga punya sifat antioksidan kuat dan berperan penting dalam oksidasi radikal bebas penyebab penuaan dini dan pikun. Namun, bukan sekadar tanaman purba yang membuat Tri tertarik meneliti tanaman yang tumbuh di Asia Tenggara ini, melainkan ketahanan melinjo terhadap penyakit, baik bakteri, jamur, maupun hama. Selama dua tahun mengkaji melinjo, Tri sudah meneliti interaksi antara pati dan lipid pada biji melinjo, stabilitas protein melinjo terhadap panas dan kandungan phenolic, serta flavonoid sebagai sumber antioksidan. Camilan sehat

Untuk mendapatkan manfaatnya, melinjo dapat dimakan langsung dengan cara direbus dan dijadikan camilan, atau sebagai campuran sayur. Hal itu juga diakui penggiat tanaman obat, Pudji Rahayu, dari Bekasi. Ia sering memanfaatkan biji melinjo sebagai ramuan untuk menambah daya tahan tubuh.

"Caranya cukup dengan merebusnya, seperti merebus kacang atau dijadikan campuran sayur asam bersama daunnya. Orang memang belum banyak yang tahu kalau melinjo punya fungsi antioksidan, yang diketahui umumnya baru kandungan purinnya tinggi dan bisa menyebabkan asam urat," paparnya.

Cukup direbus atau disayur Tidak rumit sebenarnya memanfaatkan biji melinjo. Cukup dengan merebusnya, seperti merebus kacang, ataupun menjadikannya campuran sayur asam atau sayur lodeh. Karena yang dimanfaatkan adalah bijinya, cara mengonsumsinya juga cukup mudah. Bisa dimakan langsung (dijadikan makanan ringan atau kudapan) setelah kulitnya dikupas. Memilih melinjo sebenarnya tidak ada patokan tertentu. Semua jenis pada dasarnya dapat dimanfaatkan. Jika Anda tidak ingin mendapatkan biji yang masih sangat lunak, bisa memilih melinjo muda dengan kulit yang berwarna hijau. Sebaliknya, melinjo yang sudah tua berwarna kuning kemerah-merahan, bijinya agak sedikit keras. Apabila Anda memiliki kadar purin tinggi atau berisiko mengalami asam urat (gout), sebaiknya tidak terlalu banyak mengonsumsi melinjo. Takaran normal konsumsi yang disarankan cukup segenggam biji melinjo rebus dalam sehari. Ingat, sebelum direbus, sebaiknya biji melinjo dicuci hingga benar-benar bersih.

Daun
Selain biji melinjo yang berpotensi sebagi antioksidan, daun melinjo juga terbukti berkhasiat. Beberapa literatur menyebut, secara empiris daun so dapat mempermudah persalinan. Terutama bagi ibu muda yang baru pertama melahirkan. Namun sedikit berbeda pandangan, Erna Sucipto, herbalis di bilangan Bekasi, Jabar, menyatakan, daun melinjo juga mengandung purin tinggi. Zat ini diyakini sebagai salah satu penyebab asam urat sehingga kurang baik diberikan kepada wanita hamil.

“Kalau melihat dari kandungannya, sangat riskan diberikan kepada wanita hamil. Tapi mungkin secara empiris sebagian masyarakat kita sudah menggunakannya sebagai obat karena memang ada antioksidannya,” tutur pemilik kedai herbal Daun Mas ini. Jadi, ada baiknya berkonsultasi dulu dengan herbalis atau dokter sebelum mencobannya.

Sebagai cara yang dapat Anda ikuti untuk memudahkan proses persalinan atau kelahiran adalah sebagai berikut:
1. Ambil beberapa lembar daun melinjo yang tidak terlalu tua juga tidak terlalu muda.
2. Anda cuci hingga bersih, lalu diiris-iris seperti halnya irisan daun tembakau dengan arah irisan melintang.
3. Setelah itu jemurtah dibawah sinar matahari hingga betul-betul kering.
4. Bila akan digunakan, ambillah secukupnya dan seduhlah dengan air panas seperti halnya membuat air teh.
5. Minumlah air tersebut setiap hari 2 kali ketika usia kehamilan sudah mencapai 8 bulan lebih.

Berikut adalah beberapa contoh penggunaan melinjo untuk kesehatan.
1. Peluruh air seni: Kukus 50 g kulit buah melinjo segar, lalu makan sekaligus.
2. Digigit anjing: Cuci bersih buah melinjo muda atau daun secukupnya, 2 siung bawang putih atau bawang merah, dan 1 jari temulawak. Tumbuk halus semua bahan hingga menjadi bubur, lalu balurkan pada luka gigitan anjing.
3. Penyakit mata, anemia dan busur lapar: Makan daun dan buah melinjo yang telah dimasak atau disayur.

banyak mitos mengenai makanan ini banyak menimbulkan gangguan pada urat, yang disebut asam urat, apakah hal tersebut benar?
Berikut penjelasannya.
Asam urat adalah sisa metabolisme zat purin yang berasal dari makanan yang dikonsumsi. Normalnya, asam urat ini akan dikeluarkan dari tubuh melalui feses (kotoran). Setiap orang memiliki asam urat di dalam tubuh, karena pada setiap metabolisme normal dihasilkan asam urat. Kadar asam urat normal pada pria dan perempuan berbeda. Pada pria berkisar 3,5 – 7 mg/dI dan pada perempuan 2,6 – 6 mg/dl. Kadar asam urat di atas normal disebut hiperumsemia. Namun diharapkan kadar asam urat dalam tubuh tetap stabil pada 5 mg/dl.

Purin adalah salah satu senyawa basa organik yang menyusun asam nukleat (asam inti dari sel) dan termasuk dalam kelompok asam amino, unsur pembentuk protein. Secara alamiah purin terdapat dalam tubuh dan dijumpai pada semua resep makanan dari sel hidup, yakni resep makanan dari tanaman (sayur, buah, kacang-kacangan) ataupun hewan (daging, jeroan, ikan sarden). Sedangkan pemicunya adalah resep makanan dan senyawa lain yang banyak mengandung purin.

melinjo dapat menyebabkan kenaikan asam urat (Hiperurisemia) yang signifikan. Hal ini benar karena melinjo mengandung purin. Peningkatan asam urat terjadi karena gangguan metabolisme purin dan asupan purin tinggi dari makanan secara berlebihan.

Hiperurisemia terjadi karena gangguan pengeluaran asam urat oleh ginjal. Hiperurisemia dapat disebabkan oleh faktor genetik dan dapat diturunkan. Konsumsi makanan dengan purin tinggi, konsumsi gula dan lemak berlebihan dapat meningkatkan kadar asam urat. Kegemukan, pengguna obat diuretik, diet penurunan berat badan, juga sering menyebabkan hiperurisemia. Namun, apabila tidak dikonsumsi secara berlebihan dan cara pengolahannya benar tidak akan menyebabkan asam urat.

Salah satu resep makanan yang mengandung purin adalah emping melinjo. Dalam 100 gr emping melinjo, purin yang terkandung berjumlah 50-150 mg per 100 gr bahan resep makanan emping melinjo. Hal ini menunjukkan bahwa emping melinjo termasuk dalam kelompok bahan resep makanan yang mengandung purin kategori sedang. Beberapa hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pangan nabati penyebab utama asam urat adalah emping melinjo yang menyumbang hampir 80%, penyebab lainnya adalah bayam 60% dan daun melinjo 57%. Kandungan gizi dalam emping melinjo selain karbohidrat juga mengandung lemak, protein, vitamin B, serat, zat besi, dan kalsium.

Konsumsi berlebihan dan minyak goreng yang digunakan untuk menggoreng emping hasil olahan melinjo tersebut yang menyebabkan kadar asam uratnya meningkat. Jadi, bukan melinjo itu sendiri yang menyebabkan asam urat, karena apabila disiapkan dalam bentuk makanan lain tanpa minyak dan tidak dikonsumsi secara berlebihan tidak akan menyebabkan peningkatan asam urat.

Ada yang lebih penting dari semua hal tersebut diatas, yaitu ternyata biji melinjo mempunyai kandungan antioksidan yang tinggi. Antioksidan adalah senyawa yang dapat menetralkan radikal bebas yang dapat mengurangi peluang munculnya penyakit degeneratif dan memperlambat penuaan. Antioksidan tersebut akan merangsang respon imum tubuh sehingga mampu menghancurkan radikal bebas, mempertahankan kelenturan pembuluh darah, mempertahankan besarnya jaringan otak dan mencegah kanker. Dengan mengkonsumsi zat aktioksidan tersebut, berarti kita melindungi sel-sel tubuh dari serangan radikal bebas.

Manfaat dan Khasiat Melinjo. Jika ada saran dan kritik jangan ragu untuk menyampaikan. Jika ada khasiat lain yang belum tertera silakan tinggalkan komentar dalam bentuk komentar di bawah ini semoga bermanfaat bagi kita semua.