Kanker serviks merupakan jenis kanker yang paling banyak
nomor tiga di dunia. Bahkan di Indonesia saja, setiap satu jam seorang wanita
meninggal karena kanker ini. Kanker servik disebut juga "silent
killer" karena perkembangan kanker ini sangat sulit dideteksi. Perjalanan
dari infeksi virus menjadi kanker membutuhkan waktu cukup lama, sekitar 10-20
tahun. Proses ini seringkali tidak disadari hingga kemudian sampai pada tahap
pra-kanker tanpa gejala. Oleh karena itu pengertian kanker serviks mutlak
dipahami oleh kaum wanita di Indonesia.
Kanker leher rahim atau disebut juga kanker serviks
adalah sejenis kanker
yang 99,7% disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) onkogenik, yang
menyerang leher rahim. Kanker ini dapat hadir dengan pendarahan vagina, tetapi
gejala kanker ini tidak terlihat sampai kanker memasuki stadium yang lebih
jauh, yang membuat kanker leher rahim fokus pengamatan menggunakan Pap smear.
Di negara berkembang, penggunaan secara luas program pengamatan leher rahim
mengurangi insiden kanker leher rahim yang invasif sebesar 50% atau lebih.
Kebanyakan penelitian menemukan bahwa infeksi human papillomavirus (HPV) bertanggung jawab
untuk semua kasus kanker leher rahim. Perawatan termasuk operasi pada
stadium awal, dan kemoterapi dan/atau radioterapi pada stadium akhir
penyakit.
Kanker ini biasanya
bersamaan dengan pendarahan vagina, tetapi gejala kanker
serviks ini tidak terlihat sampai kanker memasuki stadium
yang lebih jauh. Di negara maju, penggunaan secara luas program pengamatan
leher rahim dapat mengurangi insiden kanker serviks yang invasif
sebesar 50% atau lebih. Dalam penelitian menemukan
bahwa infeksi human papillomavirus (HPV) adalah penyebab utama untuk semua
kasus kanker serviks. Perawatan termasuk operasi pada
stadium awal, dan kemoterapi pada stadium akhir kanker serviks.
Secara umum, penyebab kanker biasanya
tidak dapat diketahui secara pasti karena penyebab kanker dapat merupakan
gabungan dari sekumpulan faktor, genetik dan lingkungan. Namun ada beberapa
faktor yang diduga meningkatkan resiko terjadinya kanker. Berapa faktor yang dominan
akan dibahas dalam artikel ini :
Kanker Karena Faktor Keturunan
Faktor genetik menyebabkan beberapa keluarga memiliki
resiko lebih tinggi untuk menderita kanker
tertentu bila dibandingkan dengan keluarga lainnya. Jenis kanker yang cenderung diturunkan
dalam keluarga adalah kanker payudara, kanker indung telur, kanker kulit dan kanker usus besar. Sebagai
contoh, risiko wanita untuk menderita kanker
meningkat 1,5 s/d 3 kali jika ibunya atau saudara perempuannya menderita kanker
payudara. Adanya faktor genetik dalam pembentukan kanker ini terjadi karena
salah penyebab kanker adalah mutasi DNA yang memang diturunkan dari orangtua
kepada anaknya, akan tetapi tidak semua jenis kanker dapat diturunkan. hal
tersebut dipengaruhi oleh letak mutasi pada DNA yang dialami dan juga genotipe
dari mutasi yang terjadi.
Kanker Karena Faktor Lingkungan
Merokok dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker paru
– paru, mulut, laring (pita suara), dan kandung kemih.
Sinar Ultraviolet dari matahari
Radiasi ionisasi (yang merupakan karsinogenik) digunakan
dalam sinar rontgen dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga nuklir dan
ledakan bom atom yang bisa menjangkau jarak yang sangat jauh.
Kanker Karena Faktor Makanan yang mengandung bahan kimia.
Makanan juga dapat menjadi faktor risiko penting lain
penyebab kanker, terutama kanker pada saluran pencernaan. Jenis makanan yang
dapat menyebabkan kanker adalah :
- Makanan yang diasap dan diasamkan (dalam bentuk acar) meningkatkan resiko terjadinya kanker lambung
- Minuman yang mengandung alkohol menyebabkan berisiko lebih tinggi terhadap kanker kerongkongan.
- Zat pewarna makanan
- Logam berat seperti merkuri yang sering terdapat pada makanan laut yang tercemar seperti: kerang, ikan, dsb.
- Berbagai makanan (manis,tepung) yang diproses secara berlebihan.
- Radikal bebas yang terkandung dalam makanan
Infeksi Virus dan Bakteri
- Virus Papilloma menyebabkan kutil alat kelamin (genitalis) agaknya merupakan salah satu penyebab kanker leher rahim pada wanita.
- Virus Sitomegalo menyebabkan Sarkoma Kaposi (kanker sistem pembuluh darah yang ditandai oleh lesi kulit berwarna merah)
- Infeksi oleh Clonorchis yang menyebabkan kanker pankreas dan saluran empedu.
- Helicobacter Pylori adalah suatu bakteri yang mungkin merupakan penyebab kanker lambung, dan diduga bakteri ini menyebabkan cedera dan peradangan lambung kronis sehingga terjadi peningkatan kecepatan siklus sel.
Faktor perilaku, kejiwaan, emosional
- Perilaku yang dimaksud adalah merokok dan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung lemak dan daging yang diawetkan juga peminum minuman beralkohol.
- Perilaku seksual yaitu melakukan hubungan intim diusia dini dan sering berganti ganti pasangan.
- Stres yang berat dapat menyebabkan ganggguan keseimbangan seluler tubuh. Keadaan tegang yang terus menerus dapat mempengaruhi sel, dimana sel jadi hiperaktif dan berubah sifat menjadi ganas sehingga menyebabkan kanker.
Gejala Kanker Serviks
Kanker
serviks pada stadium awal tidak menunjukkan gejala yang khas, bahkan bisa tanpa
gejala. Perlu diwaspadai jika :
- Pendarahan pada vagina
- Keputihan
- Gangguan Menstruasi
Sedangkan pada kanker serviks stadium lanjut sering
memberikan gejala :
- perdarahan post coitus,
- keputihan abnormal
- Keluar air kemih dari vagina
- perdarahan sesudah mati haid (menopause) serta keluar cairan abnormal (kekuning-kuningan, berbau dan bercampur darah)
Penyebab utama kanker serviks adalah infeksi Human
Papilloma Virus (HPV atau virus papiloma manusia). Sekitar 70% kejadian kanker
serviks merupakan akibat dari HPV 16 dan HPV 18. Awalnya sel kanker berkembang
dari serviks / mulut rahim yang letaknya berada di bawah rahim dan di atas
vagina. Oleh sebab itu kanker serviks disebut juga kanker leher rahim atau kanker
mulut rahim. Di mulut rahim ada dua jenis sel, yaitu sel kolumnar dan sel
skuamosa. Sel skuamus ini sangat berperan dalam perkembangan kanker serviks.
Lihat gambar di bawah untuk mendapat gambaran tentang stadium kanker serviks:
Kanker serviks dapat terjadi jika infeksi HPV tidak
sembuh dalam waktu yang lama. Apalagi dengan sistem imun atau kekebalan tubuh
yang rendah, infeksi akan mengganas dan menyebabkan sel kanker. Virus ini dapat
menyebar melalui sentuhan: misalnya, ada virus HPV di tangan Anda, lalu Anda
menyentuh daerah genital, maka daerah serviks Anda dapat terinfeksi. Atau bisa
juga dari kloset di WC umum yang sudah terkontaminasi virus (jadi sebelum
duduk, Anda harus selalu membersihkan dengan alkohol). Selain itu, ada sejumlah
faktor risiko atau penyebab kanker serviks:
- Faktor genetik tidak terlalu berperan dalam terjadinya kanker serviks. Namun hal ini bukan berarti jika keluarga Anda bebas kanker serviks maka Anda tidak akan terkena! Anda harus tetap berhati-hati dan melakukan tindakan pencegahan.
- Hubungan seksual di usia yang terlalu muda, berganti-ganti partner seks, atau berhubungan seks dengan pria yang sering berganti pasangan. Virus HPV dapat menular melalui hubungan seksual. Seandainya seorang pria berhubungan seks dengan seorang wanita yang menderita kanker servik, kemudian pria tersebut berhubungan sex dengan Anda, maka virus HPV dapat menular dan menginfeksi Anda.
- Memiliki terlalu banyak anak (lebih dari 5 anak). Pada saat Anda melahirkan secara alami, janin akan melewati serviks dan menimbulkan trauma pada serviks, yang dapat memicu aktifnya sel kanker. Semakin sering janin melewati serviks, semakin sering trauma terjadi, semakin tinggi resiko kanker serviks.
- Membasuh atau membersihkan genital dengan air yang tidak bersih, misalnya air sungai atau air di toilet umum yang tidak terawat. Air yang kotor banyak mengandung kuman dan bakteri.
- Pemakaian pembalut wanita yang mengandung bahan dioksin (bahan pemutih yang dipakai untuk memutihkan pembalut hasil daur ulang dari barang bekas).
- Daya tahan tubuh yang lemah, kurangnya konsumsi vitamin C, vitamin E dan asam folat. Kebiasaan merokok juga menambah risiko kanker serviks.
- Faktor alamiah adalah faktor-faktor yang secara alami terjadi pada seseorang dan memang kita tidak berdaya untuk mencegahnya. Salah satu yang termasuk dalam faktor alamiah pencetus kanker serviks adalah usia diatas 40 tahun. Semakin tua seorang wanita maka makin tinggi risikonya terkena kanker serviks. Tentu kita tidak bisa mencegah terjadinya proses penuaan. Akan tetapi kita bisa melakukan upaya-upaya lainnya untuk mencegah meningkatnya risiko kanker serviks. Tidak seperti kanker pada umumnya, faktor genetik tidak terlalu berperan dalam terjadinya kanker serviks. Ini tidak berarti Anda yang memiliki keluarga bebas kanker serviks dapat merasa aman dari ancaman kanker serviks. Anda dianjurkan tetap melindungi diri Anda terhadap kanker serviks.
- Faktor Kebersihan. Keputihan yang dibiarkan terus menerus tanpa diobati. Ada 2 macam keputihan, yaitu yang normal dan yang tidak normal. Keputihan normal bila lendir berwarna bening, tidak berbau, dan tidak gatal. Bila salah satu saja dari ketiga syarat tersebut tidak terpenuhi berarti keputihan tersebut dikatakan tidak normal. Segeralah berkonsultasi dengan dokter Anda bila Anda mengalami keputihan yang tidak normal agak dapat dilakukan pemeriksaan kanker serviks. Keputihan yang berlangsung terus-menerus dan tidak diobati. Ada dua macam keputihan, yaitu normal dan tidak normal. Pada keputihan yang normal, lendir berwarna bening, tidak bau dan tidak gatal. Jika salah satu dari ketiga syarat tersebut tidak terpenuhi, artinya keputihan Anda tidak normal. Segera konsultasi dengan dokter!
- Faktor Penyakit Menular Seksual (PMS). PMS merupakan penyakit-penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. PMS yang cukup sering dijumpai antara lain sifilis, gonore, herpes simpleks, HIV-AIDS, kutil kelamin, dan virus HPV penyebab kanker serviks
- Pemakaian pembalut yang mengandung bahan dioksin. Dioksin merupakan bahan pemutih yang digunakan untuk memutihkan pembalut hasil daur ulang dari barang bekas. Membasuh kemaluan dengan air yang tidak bersih, misalnya di toilet-toilet umum yang tidak terawat. Air yang tidak bersih banyak dihuni oleh kuman-kuman yang dapat memicu kanker serviks.
- Berhubungan seksual pertama kali di usia terlalu muda. Berganti-ganti partner seks. Lebih dari satu partner seks akan meningkatkan risiko penularan penyakit kelamin, termasuk virus HPV penyebab kanker serviks.
- Memiliki banyak anak (lebih dari 5 orang). Saat dilahirkan, janin akan melewati serviks dan menimbulkan trauma pada serviks. Bila Anda memutuskan untuk memiliki banyak anak, makin sering pula terjadi trauma pada serviks.
- Tidak melakukan Pap Smear / pemeriksaan sederhana yang dapat mengenali kelainan pada serviks. Dengan rutin melakukan papsmear, kelainan pada serviks akan semakin cepat diketahui sehingga memberikan hasil pengobatan kanker serviks semakin baik.
Apa itu human papilloma virus?
Anda pernah melihat kutil kan? Bintil-bintil di kulit
yang bentuknya menggelembung seperti bunga kol? Itu salah satu “jejak” serangan
human papilloma virus (papilloma = bintil/kutil). Virus human papilloma
jenisnya lebih dari 100 macam, yang masing-masing diberi nomor untuk membedakan
jenis satu dengan jenis lainnya. 60 jenis di antaranya menyebabkan kutil-kutil
kulit yang tidak berbahaya. Sisanya merupakan HPV tipe mukosal, yaitu hanya
menyerang selaput-selaput lendir seperti yang terdapat pada mulut,
kerongkongan, ujung penis, vagina, leher rahim, dan dubur. Tipe mukosal disebut
juga HPV genital, karena yang paling sering diserang adalah area kelamin. Ada
yang menimbulkan kutil di vagina atau penis, yang lazim disebut dengan penyakit
“jengger ayam”, yaitu HPV tipe 6 dan 11, tetapi ini tidak akan menjadi kanker.
Yang dapat menyebabkan kanker adalah HPV genital tipe 16, 18, 31, 35, 39, 45,
51, 52, dan 58. Lebih dari 70% kanker leher rahim disebabkan oleh HPV tipe 16
dan 18. Selain menyebabkan kanker leher rahim, HPV juga dapat menyebabkan
kanker anus, vagina, vulva, penis, bahkan kanker kerongkongan.
Virus ini menular terutama melalui hubungan seks, termasuk anal sex, oral sex, dan hand sex. Sebagian besar di antaranya terinfeksi pada umur 15-30 tahun, yakni dalam kurun waktu empat tahun setelah melakukan hubungan seks yang pertama. Orang yang terinfeksi HPV genital biasanya tidak tahu dia terinfeksi, karena infeksi ini tidak menimbulkan gejala sama sekali (kecuali yang menimbulkan “jengger ayam”), dan sistem kekebalan tubuh segera menyerang supaya virus ini mati atau lemah –sehingga tidak aktif.
Virus ini menular terutama melalui hubungan seks, termasuk anal sex, oral sex, dan hand sex. Sebagian besar di antaranya terinfeksi pada umur 15-30 tahun, yakni dalam kurun waktu empat tahun setelah melakukan hubungan seks yang pertama. Orang yang terinfeksi HPV genital biasanya tidak tahu dia terinfeksi, karena infeksi ini tidak menimbulkan gejala sama sekali (kecuali yang menimbulkan “jengger ayam”), dan sistem kekebalan tubuh segera menyerang supaya virus ini mati atau lemah –sehingga tidak aktif.
Sampai sekarang infeksi human papilloma virus belum dapat
diobati, tetapi sistem pertahanan tubuh yang baik dapat menyembuhkan 90% di
antaranya dalam waktu 2 tahun. Sisanya tetap aktif, atau ada tetapi tidak
aktif. Virus yang tidak aktif ini masih dapat menular ke orang lain,
sewaktu-waktu aktif lagi (kalau daya tahan tubuh menurun), atau mengubah sel
leher rahim menjadi sel pra kanker, yang bertahun-tahun kemudian dapat menjadi
kanker.
Vaksinasi
Cara terbaik untuk mencegah infeksi human papilloma virus
(juga untuk mencegah serangan segala macam virus lainnya) adalah dengan menjaga
kondisi tubuh agar tetap sehat dan bugar dengan pola hidup seimbang: cegah
stres, hindari polusi, konsumsi makanan bergizi dan seimbang, cukup olahraga,
cukup istirahat. Klasik ya? Tapi memang itulah yang terbaik.
Infeksi HPV juga dapat dicegah dengan vaksinasi, dan akibat yang ditimbulkannya
(kutil, lesi pra kanker, maupun kanker stadium dini) dapat mudah dideteksi dan
diobati. Vaksin yang tiga kali disuntikkan di lengan ini mampu melindungi kita
dari empat tipe HPV penyebab kanker dan “jengger ayam”, yaitu tipe 6, 11, 16,
dan 18, selama empat tahun. Sebaiknya vaksinasi diberikan kepada para gadis
yang belum pernah melakukan aktivitas seksual. Orang yang sudah pernah
melakukan aktivitas seksual kemungkinan besar sudah pernah terinfeksi HPV. Jika
yang menginfeksinya bukan virus tipe 6, 11, 16, dan 18, maka vaksinasi ini
masih ada gunanya.
Walaupun sudah menjalani vaksinasi, wanita yang sudah melakukan aktivitas
seksual seyogyanya melakukan pemeriksaan pap smear berkala secara rutin.
Pemeriksaan ini mudah, murah, dan efektif untuk mendeteksi adanya sel abnormal
akibat HPV, misalnya lesi pra kanker maupun kanker stadium dini. Kanker leher
rahim yang ditemukan pada stadium dini lebih mudah disembuhkan.
Hindari Kanker Serviks Dengan Daun Sirsak
Salah satu pengobatan terbaik di dunia adalah jelas menghindari
dari penyebab penyakit tersebut. Secara mandiri lakukan pemeriksaan pada dokter
yang memahami masalah ini secara rutin setahun 1-2 kali. Hidup sehat dengan
selalu menghindari radikal bebas penyebab kanker serviks.
Anda juga dapat mengkonsumsi daun sirsak untuk mencegah
terjadinya kanker serviks. Zat acetogenins dalam daun sirsak bermanfaat untuk menghambat
asupan sel kanker serviks. Sehingga jika ada sel kanker yang mulai tumbuh akan
kekuarangan nutrisi dan mati bertahap.
Mari bebaskan Indonesia dari kanker serviks.
No comments:
Post a Comment