Tekanan darah tinggi atau hipertensi telah menjadi penyakit yang umum bagi banyak orang saat ini, apalagi bagi mereka yang tinggal di kawasan perkotaan.
Apakah itu Hypertensi/Tekanan Darah Tinggi?
Jantung anda bertugas sebagai alat memompa dimana ia menguncup dan mengembang. Aktivitas ini
menghasilkan tekanan yang membawa darah keseluruh badan. Tekanan darah ini berbeda
bagi setiap seseorang individu dan bacaannya juga berbeda.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi. Tekanan darah yang selalu tinggi adalah salah satu faktor risiko untuk stroke, serangan jantung, gagal jantung dan aneurisma arterial, dan merupakan penyebab utama gagal jantung kronis serta juga gagal ginjal.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi. Tekanan darah yang selalu tinggi adalah salah satu faktor risiko untuk stroke, serangan jantung, gagal jantung dan aneurisma arterial, dan merupakan penyebab utama gagal jantung kronis serta juga gagal ginjal.
Dan akibat terburuk dari penyakit ini adalah kematian. Karena itu, jika bisa, penyakit ini harus dicegah. Jika Anda memiliki tekanan darah yang tinggi, Anda dapat mengendalikan penyakit ini. Bagaimana cara mencegah dan mengendalikan darah tinggi atau hipertensi?
Penyakit darah tinggi atau Hipertensi (Hypertension) adalah suatu keadaan di mana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukkan oleh angka systolic (bagian atas) dan angka bawah (diastolic) pada pemeriksaan tensi darah menggunakan alat pengukur tekanan darah baik yang berupa cuff air raksa (sphygmomanometer) ataupun alat digital lainnya.
Nilai normal tekanan darah seseorang dengan ukuran tinggi badan, berat badan, tingkat aktifitas normal dan kesehatan secara umum adalah 120/80 mmHG. Dalam aktivitas sehari-hari, tekanan darah normalnya adalah dengan nilai angka kisaran stabil. Tetapi secara umum, angka pemeriksaan tekanan darah menurun saat tidur dan meningkat diwaktu beraktifitas atau berolahraga.
Bila seseorang mengalami tekanan darah tinggi dan tidak mendapatkan pengobatan dan pengontrolan secara teratur (rutin), maka hal ini dapat membawa si penderita kedalam kasus-kasus serius bahkan bisa menyebabkan kematian. Tekanan darah tinggi yang terus menerus menyebabkan jantung seseorang bekerja extra keras, akhirnya kondisi ini berakibat terjadinya kerusakan pada pembuluh darah jantung, ginjal, otak dan mata. Penyakit hypertensi ini merupakan penyebab umum terjadinya stroke dan serangan jantung (Heart attack).
Penyakit darah tinggi atau Hipertensi dikenal dengan 2 type klasifikasi, diantaranya Hipertensi Primary dan Hipertensi Secondary :
- Hipertensi Primary adalah suatu kondisi dimana terjadinya tekanan darah tinggi sebagai akibat dampak dari gaya hidup seseorang dan faktor lingkungan. Seseorang yang pola makannya tidak terkontrol dan mengakibatkan kelebihan berat badan atau bahkan obesitas, merupakan pencetus awal untuk terkena penyakit tekanan darah tinggi. Begitu pula sesorang yang berada dalam lingkungan atau kondisi stressor tinggi sangat mungkin terkena penyakit tekanan darah tinggi, termasuk orang-orang yang kurang olahraga pun bisa mengalami tekanan darah tinggi.
- Hipertensi secondary adalah suatu kondisi dimana terjadinya peningkatan tekanan darah tinggi sebagai akibat seseorang mengalami/menderita penyakit lainnya seperti gagal jantung, gagal ginjal, atau kerusakan sistem hormon tubuh. Sedangkan pada Ibu hamil, tekanan darah secara umum meningkat saat kehamilan berusia 20 minggu. Terutama pada wanita yang berat badannya di atas normal atau gemuk (gendut).
Pregnancy-induced hypertension (PIH), ini adalah sebutan dalam istilah kesehatan (medis) bagi wanita hamil yang menderita hipertensi. Kondisi Hipertensi pada ibu hamil bisa sedang ataupun tergolang parah/berbahaya, Seorang ibu hamil dengan tekanan darah tinggi bisa mengalami Preeclampsia dimasa kehamilannya itu.
Preeclampsia adalah kondisi seorang wanita hamil yang mengalami hipertensi, sehingga merasakan keluhan seperti pusing, sakit kepala, gangguan penglihatan, nyeri perut, muka yang membengkak, kurang nafsu makan, mual bahkan muntah. Apabila terjadi kekejangan sebagai dampak hipertensi maka disebut Eclamsia.
Tekanan darah
Sebelum membahas mengenai tekanan darah tinggi atau hipertensi, ada baiknya Anda mengenal terlebih dahulu tentang tekanan darah. Saat Anda melakukan pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis ke dokter, biasanya ada alat khusus yang digunakan oleh dokter untuk memeriksa tekanan darah. Alat untuk memeriksa tekanan darah disebut sphigmomanometer atau dikenal juga dengan tensimeter. Ada tensimeter digital dan ada juga tensimeter air raksa yang masih umum digunakan untuk pemeriksaan klinis.
Memeriksa Tekanan Darah
Saat memeriksa tekanan darah, ada dua angka yang biasanya disebut misalnya 120/80. Apa yang dimaksud angka-angka tersebut?
- Sistolik Angka pertama (120) yaitu tekanan darah sistolik, yaitu tekanan saat jantung berdenyut atau berdetak (sistol). Sering disebut tekanan atas.
- Diastolik Angka pertama (90) yaitu tekanan darah diastolik, yaitu tekanan saat jantung beristirahat di antara saat pemompaan. Sering disebut tekanan bawah.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg didefinisikan sebagai "normal". Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan darah 140/90 mmHg atau ke atas, diukur di kedua lengan tiga kali dalam jangka beberapa minggu.
Klasifikasi
Kategori
|
Tekanan Darah Sistolik
|
Tekanan Darah Diastolik
|
Normal
|
< 120 mmHg
|
(dan) < 80 mmHg
|
Pre-hipertensi
|
120-139 mmHg
|
(atau) 80-89 mmHg
|
Stadium 1
|
140-159 mmHg
|
(atau) 90-99 mmHg
|
Stadium 2
|
>= 160 mmHg
|
(atau) >= 100 mmHg
|
Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih dalam kisaran normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut.
Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.
Dalam pasien dengan diabetes mellitus atau penyakit ginjal, penelitian telah menunjukkan bahwa tekanan darah di atas 130/80 mmHg harus dianggap sebagai faktor risiko dan sebaiknya diberikan perawatan.
Pengaturan tekanan darah
Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:
- Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya
- Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena arteriosklerosis. Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi "vasokonstriksi", yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau hormon di dalam darah.
- Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlahgaram dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat.
- Aktivitas memompa jantung berkurang
- Arteri mengalami pelebaran
- Banyak cairan keluar dari sirkulasi
Maka tekanan darah akan menurun atau menjadi lebih kecil.
Penyesuaian terhadap faktor-faktor tersebut dilaksanakan oleh perubahan di dalam fungsi ginjal dan sistem saraf otonom (bagian dari sistem saraf yang mengatur berbagai fungsi tubuh secara otomatis).
Perubahan fungsi ginjal
Ginjal mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara:
- Jika tekanan darah meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran garam dan air, yang akan menyebabkan berkurangnya volume darah dan mengembalikan tekanan darah ke normal.
- Jika tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan garam dan air, sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali ke normal.
- Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim yang disebut renin, yang memicu pembentukan hormon angiotensin, yang selanjutnya akan memicu pelepasan hormon aldosteron.
Ginjal merupakan organ penting dalam mengendalikan tekanan darah; karena itu berbagai penyakit dan kelainan pda ginjal bisa menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi.
Misalnya penyempitan arteri yang menuju ke salah satu ginjal (stenosis arteri renalis) bisa menyebabkan hipertensi.
Peradangan dan cedera pada salah satu atau kedua ginjal juga bisa menyebabkan naiknya tekanan darah.
Sistem saraf otonom
Sistem saraf simpatis merupakan bagian dari sistem saraf otonom, yang untuk sementara waktu akan:
- meningkatkan tekanan darah selama respon fight-or-flight (reaksi fisik tubuh terhadap ancaman dari luar)
- meningkatkan kecepatan dan kekuatan denyut jantung; juga mempersempit sebagian besar arteriola, tetapi memperlebar arteriola di daerah tertentu (misalnya otot rangka, yang memerlukan pasokan darah yang lebih banyak)
- mengurangi pembuangan air dan garam oleh ginjal, sehingga akan meningkatkan volume darah dalam tubuh
- melepaskan hormon epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin (noradrenalin), yang merangsang jantung dan pembuluh darah.
Apa yang menyebabkan tekanan darah bisa meningkat? Sebagai ilustrasi, jika Anda sedang menyiram kebun dengan selang. Jika Anda menekan ujung selang, maka air yang keluar akan semakin kencang. Hal itu karena tekanan air meningkat ketika selang ditekan. Selain itu, jika Anda memperbesar keran air, maka aliran air yang melalui selang akan semakin kencang karena debit air yang meningkat.
Hal yang sama juga terjadi dengan darah Anda. Jika pembuluh darah Anda menyempit, maka tekanan darah di dalam pembuluh darah akan meningkat. Selain itu, jika jumlah darah yang mengalir bertambah, tekanan darah juga akan meningkat.
Gejala
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.
Penyebab hipertensi
Penyebab Hipertensi Penggunaan obat-obatan seperti golongan kortikosteroid (cortison) dan beberapa obat hormon, termasuk beberapa obat antiradang (anti-inflammasi) secara terus menerus (sering) dapat meningkatkan tekanan darah seseorang. Merokok juga merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya peningkatan tekanan darah tinggi dikarenakan tembakau yang berisi nikotin. Minuman yang mengandung alkohol juga termasuk salah satu faktor yang dapat menimbulkan terjadinya tekanan darah tinggi. Stop menjadi alcoholic!
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2 jenis :
disamping itu ada beberapa hal yang bisa menyebabkan seseorang memiliki tekanan darah tinggi. Ada faktor penyebab tekanan darah tinggi yang tidak dapat Anda kendalikan. Ada juga yang dapat Anda kendalikan sehingga bisa mengatasi penyakit darah tinggi. Beberapa faktor tersebut antara lain:
Penanganan dan Pengobatan Hipertensi
Diet Penyakit Darah Tinggi (Hipertensi)
Kandungan garam (Sodium/Natrium)
Seseorang yang mengidap penyakit darah tinggi sebaiknya mengontrol diri dalam mengkonsumsi asin-asinan garam, ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk pengontrolan diet sodium/natrium ini ;
Kandungan Potasium/Kalium
Suplements potasium 2-4 gram perhari dapat membantu penurunan tekanan darah, Potasium umumnya bayak didapati pada beberapa buah-buahan dan sayuran. Buah dan sayuran yang mengandung potasium dan baik untuk di konsumsi penderita tekanan darah tinggi antara lain semangka, alpukat, melon, buah pare, labu siam, bligo, labu parang/labu, mentimun, lidah buaya, seledri, bawang dan bawang putih. Selain itu, makanan yang mengandung unsur omega-3 sagat dikenal efektif dalam membantu penurunan tekanan darah (hipertensi).
Pengobatan hipertensi biasanya dikombinasikan dengan beberapa obat;
Mencegah dan Mengatasi Darah Tinggi
Untuk mencegah darah tinggi bagi Anda yang masih memiliki tekanan darah normal ataupun mengatasi darah tinggi bagi Anda yang sudah memiliki tekanan darah tinggi, maka saran praktis berikut ini dapat Anda lakukan:
makanan yang dianjurkan
Agar Anda terhindar dari gangguan tekanan darah ini, konsumsilah sejumlah makanan berikut secara teratur.
Sebuah penelitian yang dimuat dalam American Journal of Hypertension juga mendapati penemuan yang sama. Seseorang bisa mengatur tekanan darahnya dengan teknik bernapas yang benar. Latihan pernapasan efekif menurunkan tekanan darah tinggi dan menjaganya tetap normal. Bernapaslah yang dalam agar paru-paru mendapat udara baru. Ketika Anda bernafas dalam-dalam, oksigen mengirimkan sinyal ke otak untuk tenang dan rileks. Otak kemudian mengirimkan sinyal ini ke seluruh tubuh.
"Penelitian ini mendukung anggapan bahwa olahraga bisa bermanfaat untuk mengontrol tekanan darah tinggi," ungkap Dr Howard Weintraub, seorang kardiolog dan profesor di NYU Langone Medical Center, New York City.
Dalam penelitian yang dipimpin oleh Dr Debbie Cohen dari University of Pennsylvania ini, ilmuwan mengamati 58 pria dan wanita berusia 38 - 62 tahun selama enam bulan. Meski penelitian ini tak menunjukkan adanya hubungan sebab akibat, namun melakukan yoga dua atau tiga kali seminggu bisa menurunkan tekanan darah dari 133/80 menjadi 130/77.
Efek yoga bahkan mengalahkan jenis diet tertentu. Pada orang yang melakukan diet khusus untuk mencegah hipertensi namun tidak melakukan yoga, tekanan darah hanya turun sedikit dari 134/83 menjadi 132/82. Anehnya, hasil yang didapatkan jika melakukan yoga ditambah dengan diet khusus tidak bisa mengalahkan jika seseorang melakukan yoga saja.
Menurut peneliti, penurunan tekanan darah yang sedikit ketika seseorang melakukan yoga sekaligus diet disebabkan kurangnya waktu, sehingga partisipan kesulitan mengatur yoga dan diet yang mereka lakukan. Peneliti mengakui bahwa penelitian ini memiliki kekurangan, yaitu hanya dilakukan dalam waktu singkat pada partisipan yang memiliki tingkat hipertensi sedang.
Meski begitu, ahli lainnya menyetujui hasil penelitian ini, menambahkan bahwa yoga sebagai bentuk latihan kuno dari India memang bisa menurunkan tekanan darah, seperti dilansir oleh US News (15/05).
"Yoga ditambah dengan latihan pernapasan dan meditasi sangat bermanfaat untuk kesehatan, termasuk menurunkan tekanan darah," ungkap Dr David Friedman dari Heart Failure Service di North Shore-LIJ Plainview Hospital, New York.
Friedman menyarankan agar selain melakukan olahraga dan diet yang benar, pasien tekanan darah tinggi diharapkan memiliki ketenangan pikiran untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran mereka.
Menurut dokter Timothy McCall spesialis penyakit dalam yang juga Editor Ahli Medis di Jurnal Yoga dari sudut pandang yoga, praktik-praktik yang menyeimbangkan dan menenangkan sistem saraf otonom seringkali bermanfaat untuk mengendalikan hipertensi.
Banyak penderita hipertensi mengalami stres sehingga cabang simpatetik yang disebut sistem “fight or flight” dari sistem saraf otonom cenderung mendominasi cabang saraf parasympathetic (kadangkala disebut sistem “rest and digest”). Dengan kata lain, pose yoga yang sifatnya rileksasi merupakan kunci.
“Jika saya harus memilih pose yoga untuk mereka yang menderita hipertensi, tentu saja saya akan memilih Savasana (pose mayat). Karena faktanya, dalam banyak penelitian medis, pose ini dengan sendirinya akan menurunkan tekanan darah secara berarti,” ujar Timothy.
Nemun tentu saja bila kita bicara yoga tidak hanya satu pose yang bakal disebut. BAnyak orang yang sedang stres bahkan tidak sukses meredakan stresnya hanya dengan savasana. Mereka mesti melakukan beberapa langkah pemanasan dulu dengan gerakan yang cukup melelahkan.
Jadi, latihan yang seimbang, secukupnya sesuai kemampuan diikuti dengan savasana dan jika perlu dengan meditasi dan latihan napas persoalan hipertensi bisa tertangani tanpa obat. Anda bisa melakukannya setiap hari sebentar-sebentar atau lama bila itu hanya seminggu sekali.
Beberapa posisi yoga asana untuk Hipertensi adalah sebagai berikut:
Buang napas, tarik otot perut (tak usah kuat-kuat) sambil melengkungkan punggung ke atas. Rasakan peregangan sepanjang tulang belakang, leher dan pundak. Napas lambat seiring gerakan. Dapat dilakukan sampai 2-3 set, masing-masing terdiri dari 8 kali. Selingi istirahat di antara setiap set, yaitu duduk nyaman, boleh bersila atau menyelonjorkan kaki.
Buang napas, bungkuk badan ke depan dan tangan menjangkau kaki kanan. Ketika membungkuk, perut dibiarkan relaks, otot jangan ditarik masuk. Masing-masing sisi 4 kali. Pada hitungan ke-4, tetaplah pada pose membungkuk selama kira-kira 3 tarikan dan hembusan napas dan rasakan perut yang mengembang sesuai napas.
Bernapaslah secara lambat, lembut, rata dan tak bersuara. Diamlah sejenak antara napas masuk dan keluar, begitu juga antara napas keluar dan masuk. Kerjakan hal ini 5 putaran.
Darah Tinggi dapat Dikendalikan
Hal yang sama juga terjadi dengan darah Anda. Jika pembuluh darah Anda menyempit, maka tekanan darah di dalam pembuluh darah akan meningkat. Selain itu, jika jumlah darah yang mengalir bertambah, tekanan darah juga akan meningkat.
Gejala
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:
- sakit kepala
- kelelahan
- mual
- muntah
- sesak napas
- gelisah pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal.
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.
Penyebab hipertensi
Penyebab Hipertensi Penggunaan obat-obatan seperti golongan kortikosteroid (cortison) dan beberapa obat hormon, termasuk beberapa obat antiradang (anti-inflammasi) secara terus menerus (sering) dapat meningkatkan tekanan darah seseorang. Merokok juga merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya peningkatan tekanan darah tinggi dikarenakan tembakau yang berisi nikotin. Minuman yang mengandung alkohol juga termasuk salah satu faktor yang dapat menimbulkan terjadinya tekanan darah tinggi. Stop menjadi alcoholic!
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2 jenis :
- Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak / belum diketahui penyebabnya (terdapat pada kurang lebih 90 % dari seluruh hipertensi). Hipertensi primer kemungkinan memiliki banyak penyebab; beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Jika penyebabnya diketahui, maka disebut hipertensi sekunder. Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalahkelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB).
- Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan/ sebagai akibat dari adanya penyakit lain. Penyebab hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma, yaitu tumor pada kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau norepinefrin (noradrenalin). Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga), stres, alkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan. Stres cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu, jika stres telah berlalu, maka tekanan darah biasanya akan kembali normal.
disamping itu ada beberapa hal yang bisa menyebabkan seseorang memiliki tekanan darah tinggi. Ada faktor penyebab tekanan darah tinggi yang tidak dapat Anda kendalikan. Ada juga yang dapat Anda kendalikan sehingga bisa mengatasi penyakit darah tinggi. Beberapa faktor tersebut antara lain:
- Keturunan; Faktor ini tidak bisa Anda kendalikan. Jika seseorang memiliki orang-tua atau saudara yang memiliki tekanan darah tinggi, maka kemungkinan ia menderita tekanan darah tinggi lebih besar. Statistik menunjukkan bahwa masalah tekanan darah tinggi lebih tinggi pada kembar identik daripada yang kembar tidak identik. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ada bukti gen yang diturunkan untuk masalah tekanan darah tinggi.
- Usia; Faktor ini tidak bisa Anda kendalikan. Penelitian menunjukkan bahwa seraya usia seseorang bertambah, tekanan darah pun akan meningkat. Anda tidak dapat mengharapkan bahwa tekanan darah Anda saat muda akan sama ketika Anda bertambah tua. Namun Anda dapat mengendalikan agar jangan melewati batas atas yang normal.
- Garam; Faktor ini bisa Anda kendalikan. Garam dapat meningkatkan tekanan darah dengan cepat pada beberapa orang, khususnya bagi penderita diabetes, penderita hipertensi ringan, orang dengan usia tua, dan mereka yang berkulit hitam.
- Kolesterol; Faktor ini bisa Anda kendalikan. Kandungan lemak yang berlebih dalam darah Anda, dapat menyebabkan timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah. Hal ini dapat membuat pembuluh darah menyempit dan akibatnya tekanan darah akan meningkat. Kendalikan kolesterol Anda sedini mungkin. Untuk tips mengendalikan kolesterol, silahkan lihat artikel berikut: kolesterol.
- Obesitas / Kegemukan; Faktor ini bisa Anda kendalikan. Orang yang memiliki berat badan di atas 30 persen berat badan ideal, memiliki kemungkinan lebih besar menderita tekanan darah tinggi.
- Stres Faktor ini bisa Anda kendalikan. Stres dan kondisi emosi yang tidak stabil juga dapat memicu tekanan darah tinggi.
- Rokok; Faktor ini bisa Anda kendalikan. Merokok juga dapat meningkatkan tekanan darah menjadi tinggi. Kebiasan merokok dapat meningkatkan risiko diabetes, serangan jantung dan stroke. Karena itu, kebiasaan merokok yang terus dilanjutkan ketika memiliki tekanan darah tinggi, merupakan kombinasi yang sangat berbahaya yang akan memicu penyakit-penyakit yang berkaitan dengan jantung dan darah.
- Kafein; Faktor ini bisa Anda kendalikan. Kafein yang terdapat pada kopi, teh maupun minuman cola bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah.
- Alkohol; Faktor ini bisa Anda kendalikan. Konsumsi alkohol secara berlebihan juga menyebabkan tekanan darah tinggi.
- Kurang Olahraga; Faktor ini bisa Anda kendalikan. Kurang olahraga dan bergerak bisa menyebabkan tekanan darah dalam tubuh meningkat. Olahraga teratur mampu menurunkan tekanan darah tinggi Anda namun jangan melakukan olahraga yang berat jika Anda menderita tekanan darah tinggi.
Penanganan dan Pengobatan Hipertensi
Diet Penyakit Darah Tinggi (Hipertensi)
Kandungan garam (Sodium/Natrium)
Seseorang yang mengidap penyakit darah tinggi sebaiknya mengontrol diri dalam mengkonsumsi asin-asinan garam, ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk pengontrolan diet sodium/natrium ini ;
- Jangan meletakkan garam diatas meja makan
- Pilih jumlah kandungan sodium rendah saat membeli makan
- Batasi konsumsi daging dan keju
- Hindari cemilan yang asin-asin
- Kurangi pemakaian saos yang umumnya memiliki kandungan sodium
Kandungan Potasium/Kalium
Suplements potasium 2-4 gram perhari dapat membantu penurunan tekanan darah, Potasium umumnya bayak didapati pada beberapa buah-buahan dan sayuran. Buah dan sayuran yang mengandung potasium dan baik untuk di konsumsi penderita tekanan darah tinggi antara lain semangka, alpukat, melon, buah pare, labu siam, bligo, labu parang/labu, mentimun, lidah buaya, seledri, bawang dan bawang putih. Selain itu, makanan yang mengandung unsur omega-3 sagat dikenal efektif dalam membantu penurunan tekanan darah (hipertensi).
Pengobatan hipertensi biasanya dikombinasikan dengan beberapa obat;
- Diuretic {Tablet Hydrochlorothiazide (HCT), Lasix (Furosemide)}. Merupakan golongan obat hipertensi dengan proses pengeluaran cairan tubuh via urine. Tetapi karena potasium berkemungkinan terbuang dalam cairan urine, maka pengontrolan konsumsi potasium harus dilakukan.
- Beta-blockers {Atenolol (Tenorim), Capoten (Captopril)}. Merupakan obat yang dipakai dalam upaya pengontrolan tekanan darah melalui proses memperlambat kerja jantung dan memperlebar (vasodilatasi) pembuluh darah.
- Calcium channel blockers {Norvasc (amlopidine), Angiotensinconverting enzyme (ACE)}. Merupakan salah satu obat yang biasa dipakai dalam pengontrolan darah tinggi atau Hipertensi melalui proses rileksasi pembuluh darah yang juga memperlebar pembuluh darah.
Mencegah dan Mengatasi Darah Tinggi
Untuk mencegah darah tinggi bagi Anda yang masih memiliki tekanan darah normal ataupun mengatasi darah tinggi bagi Anda yang sudah memiliki tekanan darah tinggi, maka saran praktis berikut ini dapat Anda lakukan:
- Kurangi konsumsi garam dalam makanan Anda. Jika Anda sudah menderita tekanan darah tinggi sebaiknya Anda menghindari makanan yang mengandung garam.
- Konsumsi makanan yang mengandung kalium, magnesium dan kalsium. Kalium, magnesium dan kalsium mampu mengurangi tekanan darah tinggi.
- Kurangi minum minuman atau makanan beralkohol. Jika Anda menderita tekanan darah tinggi, sebaiknya hindari konsumsi alkohol secara berlebihan. Untuk pria yang menderita hipertensi, jumlah alkohol yang diijinkan maksimal 30 ml alkohol per hari sedangkan wanita 15 ml per hari.
- Olahraga secara teratur bisa menurunkan tekanan darah tinggi. Jika Anda menderita tekanan darah tinggi, pilihlah olahraga yang ringan seperti berjalan kaki, bersepeda, lari santai, dan berenang. Lakukan selama 30 hingga 45 menit sehari sebanyak 3 kali seminggu.
- Makan sayur dan buah yang berserat tinggi seperti sayuran hijau, pisang, tomat, wortel, melon, dan jeruk.
- Jalankan terapi anti stres agar mengurangi stres dan Anda mampu mengendalikan emosi Anda.
- Berhenti merokok juga berperan besar untuk mengurangi tekanan darah tinggi atau hipertensi.
- Kendalikan kadar kolesterol Anda.
- Kendalikan diabetes Anda.
- Hindari obat yang bisa meningkatkan tekanan darah. Konsultasikan ke dokter jika Anda menerima pengobatan untuk penyakit tertentu, untuk meminta obat yang tidak meningkatkan tekanan darah.
Beberapa obat alami yang kandungannya dapat mengurangi bahkan mengobati penyakit darah tinggi ini antara lain:
- Daun Dewa (Gynura segetum Merr.) Efek/khasiat : meningkatkan sirkulasi darah, mencairkan bekuan darah, antikoagulan. Dosis : 15-30 gram daun segar atau 5-10 gram umbi
- Mengkudu (Morinda citrifolia L.) Khasiat/efek : menurunkan kolesterol tinggi, menurunkan tekanan darah tinggi, menurunkan kadar gula darah. Dosis : 2-3 buah matang. cara buatnya: Ambillah 3 buah mengkudu kemudian parut dan peras airnya, Usahakan airnya sampai satu gelas. Minum setiap pagi dan sore.
- Mawar (Rosa chinensis Jacq.) Efek/khasiat : melancarkan sirkulasi darah, menetralkan racun. Dosis : 3-10 gram bunga kering
- Siantan (Ixora stricta Roxb.) Efek/khasiat : mengecilkan bekuan darah, menurunkan tekanan darah. Dosis : 10-15 gram bunga
- Temu Hitam (Curcuma aeruginosa Roxb.) Efek/khasiat : melancarkan sirkulasai dan mencairkan gumpalan darah, menetralkan racun dalam tubuh. Dosis : 10 – 25 gram rimpang
- Bawang Putih (Allium sativum L.) Khasiat/efek :mencegah aterosklerosis, antikoagulan (menghancurkan penggumplan darah), menurunkan tekanan darah tinggi, menurunkan kolesterol tinggi, menambah siistem kekebalan.
- Bawang Bombay (Allium cepa L.) Khasiat/efek : menurunkan tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi, mencegah pembekuan darah.
- Terung Ungu (Solanum melongena L.) Khasiat/efek : mencegah aterosklerosis, mencegah meningkatnya kolesterol darah
- Jamur Kuping (Auricularia auricula) Khasiat/efek :menurunkan tekanan darah tinggi, mencegah aterosklerosis, menurunkan kolesterol.
- Jamur ling zhi (Ganoderma lucidum Karst.) Khasiat/efek :mencegah dan mengatasi jantung koroner, menurunkan kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi. Dosis : 3-10 gram direbus, airnya diminum.
- Daun Salam (Syzigium polyanthum) Khasiat/efek : menurunkan koesterol dan tekanan darah tinggi, menurunkan kadar gula darah tinggi.
- Jantung Pisang (Musa paradisiaca) Khasiat/efek :mencegah stroke dan pendarahan otak, baik untuk jantung dan pembuluh darah.
- Rumput Laut (Laminaria japonica) Khasiat/efek : menormalkan tekanan darah, menurunkan kolesterol tinggi, mencegah aterosklerosis.
- Teh Murbei
- daun cincau hijau
- seladri (tidak boleh lebih 1-10 gr per hari, karena dapat menyebabkan penurunan tekanan darah secara drastis) cara membuatnya: Ambillah segenggam daun seledri lalu tumbuk sampai halus, Kemudian campur dengan air matang dan saringlah pada sebuah kain bersih / saringan halus. Usahakan air saringan sampai satu gelas, diamkan selama satu jam baru diminum dengan sedikit ampas. Minum secara rutin setiap pagi dan sore
- bawang putih (tidak boleh lebih dari 3-7 siung sehari)
- Rosela
- daun misai kucing
- minuman Teh Serai. teh serai yang kering atau serai basah (fresh) diminum 3 kali sehari. Dalam seminggu dapat nampak penurunan tekanan darah tinggi dengan menambahkan air rebusan daun mannga kweni
- obat alami darah tinggi ekstrak teripang
- Buah Pepaya, Ambillah sebuah pepaya yang masih muda, kemudian parutlah pepaya itu. Lalu peraslah parutan pepaya yang telah diparut itu sehingga keluar airnya. Sesudah disaring, baru diminum.
makanan yang dianjurkan
Agar Anda terhindar dari gangguan tekanan darah ini, konsumsilah sejumlah makanan berikut secara teratur.
- Bayam merupakan sumber magnesium yang sangat baik. Tidak hanya melindungi Anda dari penyakit jantung, tetapi juga dapat mengurangi tekanan darah. Selain itu, kandungan folat dalam bayam dapat melindungi tubuh dari homosistein yang membuat bahan kimia berbahaya. Penelitian telah menunjukkan bahwa tingkat tinggi asam amino (homosistein) dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke.
- Biji bunga matahari Mungkin Anda lebih mengenalnya dengan sebutan kuaci. Kandungan magnesiumnya sangat tinggi dan biji bunga matahari mengandung pitosterol, yang dapat mengurangi kadar kolesterol dalam tubuh. Kolesterol tinggi merupakan pemicu tekanan darah tinggi, karena dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah. Tapi, pastikan Anda mengonsumsi kuaci segar yang tidak diberi garam.
- Kacang-kacangan, seperti kacang tanah, almond, kacang merah mengandung magnesium dan potasium. Potasium dikenal cukup efektif menurunkan tekanan darah tinggi.
- Pisang Buah ini tidak hanya menawarkan rasa lezat tetapi juga membuat tekanan darah lebih sehat. Pisang mengandung kalium dan serat tinggi yang bermanfaat mencegah penyakit jantung. Penelitian juga menunjukkan bahwa satu pisang sehari cukup untuk membantu mencegah tekanan darah tinggi.
- Kedelai Banyak sekali keuntungan mengonsumsi kacang kedelai bagi kesehatan Anda. Salah satunya dalah menurunkan kolesterol jahat dan tekanan darah tinggi. Kandungan isoflavonnya memang sangat bermanfaat bagi kesehatan.
- Kentang Nutrisi dari kentang sering hilang karena cara memasaknya yang tidak sehat. Padahal kandungan mineral, serat dan potasium pada kentang sangat tinggi yang sangat baik untuk menstabilkan tekanan darah.
- Cokelat pekat (dark chocolate) Pecinta cokelat pasti akan senang, karena kandungan flavonoid dalam cokelat dapat membantu menurunkan tekanan darah dengan merangsang produksi nitrat oksida. Nitrat oksida membuat sinyal otot-otot sekitar pembuluh darah untuk lebih relaks, dan menyebabkan aliran darah meningkat.
- Avokad/Alpukat Asam oleat dalam avokad, dapat membantu mengurangi kolesterol. Selain itu, kandungan kalium dan asam folat, sangat penting untuk kesehatan jantung.
Meditasi (menenangkan Pikiran)
Meditasi dapat membantu menenangkan pikiran, mengendalikan emosi, merilekskan fisik dan psiki, sehingga tekanan darah menurun. Saat santai, tubuh memproduksi oksida nitrat, yang pada gilirannya membantu pembuluh darah untuk membuka, mengurangi tekanan darah yang mengalir deras.Latihan Pernapasan
Dikutip dari Life Mojo, menurut sebuah studi yang diterbitkan The Lancet, pasien jantung yang bernapas 12 sampai 14 kali dengan napas pendek per menit cenderung memiliki kadar oksigen dalam darah yang rendah. Normalnya, pernapasan dilakukan sebanyak enam kali napas per menit. Kekurangan oksigen dalam darah dapat mengganggu otot rangka, metabolisme tubuh, dan atrofi otot (penurunan massa otot). Rutin latihan pernapasan terbukti dapat mengurangi tekanan darah.Sebuah penelitian yang dimuat dalam American Journal of Hypertension juga mendapati penemuan yang sama. Seseorang bisa mengatur tekanan darahnya dengan teknik bernapas yang benar. Latihan pernapasan efekif menurunkan tekanan darah tinggi dan menjaganya tetap normal. Bernapaslah yang dalam agar paru-paru mendapat udara baru. Ketika Anda bernafas dalam-dalam, oksigen mengirimkan sinyal ke otak untuk tenang dan rileks. Otak kemudian mengirimkan sinyal ini ke seluruh tubuh.
YOGA Mengendalikan HIPERTENSI
Yoga bahkan lebih ampuh mengatasi hipertensi dibanding dengan diet tertentu."Penelitian ini mendukung anggapan bahwa olahraga bisa bermanfaat untuk mengontrol tekanan darah tinggi," ungkap Dr Howard Weintraub, seorang kardiolog dan profesor di NYU Langone Medical Center, New York City.
Dalam penelitian yang dipimpin oleh Dr Debbie Cohen dari University of Pennsylvania ini, ilmuwan mengamati 58 pria dan wanita berusia 38 - 62 tahun selama enam bulan. Meski penelitian ini tak menunjukkan adanya hubungan sebab akibat, namun melakukan yoga dua atau tiga kali seminggu bisa menurunkan tekanan darah dari 133/80 menjadi 130/77.
Efek yoga bahkan mengalahkan jenis diet tertentu. Pada orang yang melakukan diet khusus untuk mencegah hipertensi namun tidak melakukan yoga, tekanan darah hanya turun sedikit dari 134/83 menjadi 132/82. Anehnya, hasil yang didapatkan jika melakukan yoga ditambah dengan diet khusus tidak bisa mengalahkan jika seseorang melakukan yoga saja.
Menurut peneliti, penurunan tekanan darah yang sedikit ketika seseorang melakukan yoga sekaligus diet disebabkan kurangnya waktu, sehingga partisipan kesulitan mengatur yoga dan diet yang mereka lakukan. Peneliti mengakui bahwa penelitian ini memiliki kekurangan, yaitu hanya dilakukan dalam waktu singkat pada partisipan yang memiliki tingkat hipertensi sedang.
Meski begitu, ahli lainnya menyetujui hasil penelitian ini, menambahkan bahwa yoga sebagai bentuk latihan kuno dari India memang bisa menurunkan tekanan darah, seperti dilansir oleh US News (15/05).
"Yoga ditambah dengan latihan pernapasan dan meditasi sangat bermanfaat untuk kesehatan, termasuk menurunkan tekanan darah," ungkap Dr David Friedman dari Heart Failure Service di North Shore-LIJ Plainview Hospital, New York.
Friedman menyarankan agar selain melakukan olahraga dan diet yang benar, pasien tekanan darah tinggi diharapkan memiliki ketenangan pikiran untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran mereka.
Menurut dokter Timothy McCall spesialis penyakit dalam yang juga Editor Ahli Medis di Jurnal Yoga dari sudut pandang yoga, praktik-praktik yang menyeimbangkan dan menenangkan sistem saraf otonom seringkali bermanfaat untuk mengendalikan hipertensi.
Banyak penderita hipertensi mengalami stres sehingga cabang simpatetik yang disebut sistem “fight or flight” dari sistem saraf otonom cenderung mendominasi cabang saraf parasympathetic (kadangkala disebut sistem “rest and digest”). Dengan kata lain, pose yoga yang sifatnya rileksasi merupakan kunci.
“Jika saya harus memilih pose yoga untuk mereka yang menderita hipertensi, tentu saja saya akan memilih Savasana (pose mayat). Karena faktanya, dalam banyak penelitian medis, pose ini dengan sendirinya akan menurunkan tekanan darah secara berarti,” ujar Timothy.
Nemun tentu saja bila kita bicara yoga tidak hanya satu pose yang bakal disebut. BAnyak orang yang sedang stres bahkan tidak sukses meredakan stresnya hanya dengan savasana. Mereka mesti melakukan beberapa langkah pemanasan dulu dengan gerakan yang cukup melelahkan.
Jadi, latihan yang seimbang, secukupnya sesuai kemampuan diikuti dengan savasana dan jika perlu dengan meditasi dan latihan napas persoalan hipertensi bisa tertangani tanpa obat. Anda bisa melakukannya setiap hari sebentar-sebentar atau lama bila itu hanya seminggu sekali.
Beberapa posisi yoga asana untuk Hipertensi adalah sebagai berikut:
Yoga Sukhasana |
Yoga Sukhasana
adalah posisi meditasi klasik dan biasanya dilakukan sesudah corpse pose. Easy pose (duduk bersila) membantu menegakkan tulang punggung belakang, melambatkan metabolisme, memberikan ketenangan hati/emosi dan menenangkan pikiran.Yoga Bidalasana |
Yoga Bidalasana
Posisi Cat Pose (Bidalasana) akan melatih organ di daerah perut (center). Gerakan yoga ini me-koordinasikan gerakan dan pernafasan. Tujuannya membuat punggung leher, pundak, seluruh badan, dan pikiran relaks. Caranya ambil posisi merangkak. Telapak tangan vertikal dengan bahu, sedangkan lutut vertikal dengan panggul. Ambil napas, tarik punggung ke dalam dengan lembut, dan kepala agak tengadah.Buang napas, tarik otot perut (tak usah kuat-kuat) sambil melengkungkan punggung ke atas. Rasakan peregangan sepanjang tulang belakang, leher dan pundak. Napas lambat seiring gerakan. Dapat dilakukan sampai 2-3 set, masing-masing terdiri dari 8 kali. Selingi istirahat di antara setiap set, yaitu duduk nyaman, boleh bersila atau menyelonjorkan kaki.
Yoga Ardha Matsyendrasana |
Yoga Ardha Matsyendrasana
Half spinal twist (ardha matsyendrasana) apabila dilakukan dengan benar, akan memperkuat dan memperpanjang tulang belakang. Geraka yoga ini juga sangat baik untuk liver, kidneys, dan kelenjar adrenal. Latihlah posisi ini dengan supervisi guru yoga yang cukup berpengalaman karena untuk mengetahui detil tidak dapat hanya melihat gambar.Yoga Janu Sirsasana |
Yoga Janu Sirsasana
Tujuannya untuk melepaskan stres, menyehatkan saraf punggung dan panggul. Langkah yang harus dilakukan adalah duduk, kaki kanan ke depan dan telapak kaki kiri pada paha kanan bagian dalam. Ambil napas sambil mengangkat kedua lengan ke atas.Buang napas, bungkuk badan ke depan dan tangan menjangkau kaki kanan. Ketika membungkuk, perut dibiarkan relaks, otot jangan ditarik masuk. Masing-masing sisi 4 kali. Pada hitungan ke-4, tetaplah pada pose membungkuk selama kira-kira 3 tarikan dan hembusan napas dan rasakan perut yang mengembang sesuai napas.
Yoga Pavanamuktasana |
Yoga Pavanamuktasana
Gerakan yoga “The Wind Relieving Pose” (pavanamuktasana) bekerja untuk otot pencernaan, menghilangkan gas/angin di bagian perut. Kata-kata Pavanamuktasana berasal dari bahasa Sansrit yaitu “pavana” yang berarti angin, dan “mukta” yang berarti freedom atau release.Nadi Shodhana Mudra dan Pranayama |
Nadi Shodhana
dikenal juga dengan tehnik Anuloma Viloma atau disebut Alternate Nostril Breathing teknik. Teknik bernafas ini menghirup dengan satu lubang hidung, dan dikeluarkan dengan lubang yang lain. Lakukan hal ini secara bergantian. Latihan ini akan sangat menenangkan emosi dan pikiran. Tujuannya untuk menenangkan, menyeimbangkan aliran energi, 'menghidupkan' sel otak. Langkah-langkahnya duduk sila di lantai atau bisa juga duduk di kursi yang mantap, dengan telapak kaki menapak lantai. Tutup lubang hidung kanan dengan ibu jari tangan kanan, dan bernapas melalui lubang hidung sebelah kiri. Lalu tutup hidung kiri dengan jari telunjuk, buka lubang hidung sebelah kanan, dan keluarkan napas. Begitu seterusnya secara bergantian. Mata terpejam.Bernapaslah secara lambat, lembut, rata dan tak bersuara. Diamlah sejenak antara napas masuk dan keluar, begitu juga antara napas keluar dan masuk. Kerjakan hal ini 5 putaran.
Yoga Ghantasana
Ghantasana Merupakan gabungan dari 12 tehnik Yoga yang dikemas menjadi satu kesatuan, yang memadukan Yoga Asana, Nadi Shodhana Mudra dan Meditasi disertai dengan Do'a afirmasi. sehingga Tekanan darah tinggi (hipertensi) dapat dikendalikan dan disembuhkan.Darah Tinggi dapat Dikendalikan
Tekanan darah tinggi atau hipertensi bukan suatu penyakit yang tidak dapat dihilangkan. Anda bisa mengendalikannya dan mencegah darah tinggi.
No comments:
Post a Comment